Apsifor Ungkap Kepribadian Diplomat Arya Daru, Sempat Alami Tekanan Psikologi

BeritaNasional.com - Asosiasi Psikologi Forensik Himpunan Psikologi Indonesia (Apsifor Himpsi) turut menemukan adanya tekanan psikologis yang dialami Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39).
Temuan ini disampaikan setelah Apsifor Himpsi dilibatkan dalam proses penyelidikan oleh jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya atas kematian Arya.
“Situasi terakhir kehidupannya, yang bersangkutan mengalami sedikit tekanan psikologis,” ujar Ketua Umum Apsifor Himpsi, Nathanael Sumampouw, dalam jumpa pers, Selasa (29/7/2025).
Nathanael menjelaskan, meskipun tanggung jawab pekerjaan Arya sangat besar, terutama perannya sebagai diplomat yang melindungi dan membantu WNI di luar negeri, sosok Arya tetap dipersepsikan sangat baik oleh lingkungan kerjanya.
“Kami justru mendapatkan data yang menyebutkan sebaliknya, bukan soal bullying. Arya dipersepsikan atasan sebagai staf yang sangat bisa diandalkan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa rekan kerja Arya menilai Arya sebagai pribadi positif, bertanggung jawab, dan kerap menjadi tempat bertanya serta pemberi motivasi.
Jejak Email Ungkap Tekanan Psikologis Arya Sejak 2013
Temuan soal tekanan psikologis ini juga sejalan dengan pengakuan dari IPDA Saji Purwanto, anggota Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Ia menjelaskan bahwa tim menemukan riwayat percakapan melalui email pribadi Arya yang mengarah pada kondisi mental yang terganggu.
“Perangkat ini berdasarkan riwayat aktivitas, pertama kali aktif pada 29 Juni 2019 dan terakhir digunakan berkomunikasi pada 20 September 2022. Ditemukan adanya pengiriman email ke salah satu lembaga yang memberi layanan dukungan bagi orang yang mengalami tekanan emosional, keputusasaan, dan keinginan bunuh diri,” kata Saji.
Dari penelusuran tersebut, teridentifikasi dua periode komunikasi antara Arya dan lembaga dukungan tersebut yang menunjukkan tekanan psikologis berat. Periode pertama: Tahun 2013, dari 20 Juni hingga 20 Juni. “Isi komunikasinya intinya menceritakan alasan ingin melakukan bunuh diri,” ujar Saji.
Periode kedua: Tahun 2021, dalam sembilan segmen email, dikirim antara 24 September hingga 2 Oktober. “Intinya sama, yaitu niat yang semakin kuat untuk melakukan bunuh diri karena problem yang dihadapi,” lanjutnya.
Polisi Pastikan Arya Meninggal Tanpa Keterlibatan Pihak Lain
Sebelumnya, teka-teki kematian Arya Daru Pangayunan terungkap setelah tiga pekan penyelidikan intensif. Hasil autopsi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan Arya meninggal akibat gangguan pertukaran oksigen atau mati lemas, karena menutup kepala dengan plastik yang dililit lakban.
Atas hasil tersebut, polisi memutuskan untuk menghentikan kasus sementara, karena sesuai KUHAP tidak ditemukan unsur pidana dalam kematian Arya.
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu