Dubes Suriah: Tumbangnya Assad Murni Kehendak Rakyat

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 12 Desember 2024 | 14:00 WIB
Rezim Assad Tumbang (Foto/X Syrian Presidency)
Rezim Assad Tumbang (Foto/X Syrian Presidency)

BeritaNasional.com - Duta Besar Suriah untuk Indonesia Abdul Monem Annan mengatakan, tumbangnya rezim  Bashar al-Assad di Suriah merupakan wujud perlawanan murni dari oposisi dan merupakan kehendak rakyat di negara itu.

"Jadi, memang yang terjadi di Suriah murni karena perlawanan yang diberikan oleh oposisi, dan ini adalah kehendak rakyat Suriah," kata Dubes Annan dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, tumbangnya rezim Assad tidak memiliki hubungan dengan eskalasi konflik yang terjadi di kawasan, yang mulai bergejolak pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok perlawanan Hamas menyerang Israel, disusul dengan serangan balik dari Israel ke Jalur Gaza, Palestina, dan meluas ke Lebanon dan Iran.

Dubes Annan menegaskan, hal yang terjadi di Suriah merupakan wujud murni dari perlawanan oposisi dan rakyat Suriah terhadap rezim Bashar al-Assad, yang telah terlibat konflik dengan oposisi dan rakyatnya sendiri sejak 2011.

"Mereka sudah lama sekali ingin keluar dari rezim yang sangat menindas ini," katanya.

Dubes Annan juga bercerita tentang kejahatan perang yang dilakukan oleh Bashar al-Assad di Suriah sebagai suatu kejahatan perang yang sangat tidak bisa dibayangkan.

"Jadi, kalau dahulu di Vietnam ada penjara penyiksaan yang luar biasa. Hal itu juga ada di Suriah. Salah satu yang paling terkenal adalah penjara Saydnaya," kata Dubes Annan.

Ia juga merujuk penjara Saydnaya sebagai salah satu penjara yang saat ini menjadi populer setelah keruntuhan rezim Bashar al-Assad.

Menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan intervensi Amerika Serikat (AS) dan sekutu di balik keruntuhan rezim Bashar al-Assad, Dubes Annan menegaskan bahwa kemenangan oposisi dalam melawan rezim Bashar al-Assad tidak ada hubungannya dengan AS. "Betul, tidak ada hubungan dengan Amerika," katanya.

Dubes Annan mengatakan, pemimpin Hayat Tahrir Al Sham (HTS) Abu Mohammad al-Julani, yang menggulingkan Bashar al-Assad, memang dahulu memiliki keterkaitan dengan kelompok Al-Qaeda.

Namun, Al Julani telah lama meninggalkan Al Qaeda dengan pandangan ekstremisnya. Al-Julani lantas mendirikan organisasi yang sekarang disebut HTS, yang memiliki ideologi berbeda dari kelompok Al-Qaeda.

"Jadi, pemimpin oposisi di Suriah sekarang itu sudah lama mengubah ideologinya menjadi hanya jihad melawan Assad. Jadi, dia ingin membebaskan Suriah dari Assad, hanya itu saja," kata Dubes.

"Jadi, tidak ada hubungannya dengan hubungan internasional yang lain. Dia hanya ingin fokus berjihad, membebaskan Suriah, lepas dari tangan Assad karena Assad ini sangat kejam dalam memimpin Suriah selama ini," katanya.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: