Sepak Terjang Hasto Kristiyanto di Dunia Politik Bersama PDIP hingga Jadi Tersangka

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 24 Desember 2024 | 12:13 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kanan) saat diperiksa KPK beberapa waktu lalu. (BeritaNasional/Oke Atmaja
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kanan) saat diperiksa KPK beberapa waktu lalu. (BeritaNasional/Oke Atmaja

BeritaNasional.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus suap proses pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR.

Penetapan tersangka Hasto dimuat dalam Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Sprin.Dik/153/DIK.00/01/12/2024 tanggal 23 Desember 2024.

Dalam surat tersebut, Hasto disebut sebagai pihak pemberi suap bersama eks Caleg PDIP Harun Masiku kepada mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan serta Agustiani Tio F..

Karier Politik Hasto Kristiyanto

Hasto Kristiyanto merupakan salah seorang figur penting dalam dunia politik Indonesia, khususnya di lingkungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Sebagai seorang tokoh yang memiliki perjalanan panjang di dunia politik, Hasto berhasil membangun reputasi sebagai pemimpin yang visioner dan teguh memegang prinsip ideologi partai. 

Perannya yang strategis sebagai Sekretaris Jenderal PDIP tidak hanya memperkuat struktur partai, tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap kemenangan PDIP dalam berbagai perhelatan politik nasional.

Perjalanan karier politik Hasto dimulai dari ketertarikannya pada dunia kepemimpinan sejak usia muda.

Ketekunan dan minatnya pada isu-isu politik terlihat jelas saat masih di bangku SMA. Dia membaca banyak buku tentang ideologi dan kepemimpinan. Bergabung dengan PDIP pada 2002 menjadi awal langkah formalnya dalam dunia politik, membuka jalan bagi Hasto untuk memainkan peran besar dalam berbagai strategi politik partai hingga saat ini.

Awal Ketertarikan pada Politik

Ketertarikan Hasto pada politik dimulai sejak masa SMA saat banyak membaca buku tentang ideologi dan kepemimpinan. 

Minat ini berkembang menjadi komitmen nyata ketika ia bergabung dengan PDIP pada 2002 yang menjadi langkah awalnya untuk terjun secara aktif dalam dunia politik.

Perjalanan Karier Politik

1. Bergabung dengan PDIP (2002)

Hasto memulai karier politiknya sebagai Wakil Sekretaris Bidang II Media Massa dan Penggalangan DPP PDIP sebuah posisi yang mengasah kemampuannya dalam strategi komunikasi politik.

2. Anggota DPR RI (2004–2009)

Pada Pemilu 2004, Hasto terpilih sebagai anggota DPR RI dari dapil Jawa Timur, meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek. Selama masa jabatannya, ia bertugas di Komisi VI yang menangani isu perdagangan, perindustrian, investasi, dan koperasi.

3. Tim Pemenangan Pilpres 2014

Pada Pilpres 2014, Hasto dipercaya sebagai koordinator juru bicara tim pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Setelah kemenangan pasangan tersebut, ia ditunjuk menjadi deputi dalam Tim Transisi yang mempersiapkan proses peralihan pemerintahan.

Sekretaris Jenderal PDIP

Pelaksana Tugas (2014): Ditunjuk sebagai Plt Sekjen PDIP setelah Tjahjo Kumolo diangkat sebagai menteri dalam negeri.

Sekjen PDIP (2015–2019): Pada Kongres PDIP 2015, Hasto dikukuhkan sebagai Sekretaris Jenderal. Selama masa jabatannya, PDIP mencatatkan banyak kemenangan strategis dalam pemilu dan pilkada.

Sekjen PDIP (2019–2024): Hasto kembali dipilih untuk masa jabatan kedua dalam Kongres V PDIP 2019 sehingga memperkuat perannya sebagai penggerak utama kebijakan partai.

Pengaruh di PDIP

Hasto dikenal sebagai salah satu arsitek utama yang menjadikan PDIP sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia. Kepemimpinannya fokus pada kaderisasi, pendidikan politik, dan pembinaan ideologi Pancasila sebagai fondasi gerakan partai.

Visi dan Gaya Kepemimpinan

Hasto Kristiyanto menonjol sebagai pemimpin yang konsisten memperjuangkan kaderisasi dan penguatan ideologi partai. Ia menekankan pentingnya pendidikan politik yang terstruktur untuk menghasilkan kader yang loyal dan berdedikasi. Prinsipnya yang teguh menjadikan PDIP tetap solid dan relevan dalam dinamika politik nasional.

(Nailil Hikmah/Magang)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: