Menko Pangan Putuskan Tidak Bakal Impor Beras sampai Gula pada 2025

Oleh: Ahda Bayhaqi
Jumat, 27 Desember 2024 | 22:00 WIB
Menko Pangan Zulkifli Hasan saat berpidato dalam Munas Dekopin. (BeritaNasional/Ahda)
Menko Pangan Zulkifli Hasan saat berpidato dalam Munas Dekopin. (BeritaNasional/Ahda)

BeritaNasional.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan memutuskan tidak akan melakukan impor sejumlah bahan pokok, termasuk beras pada 2025. Hal ini sejalan dengan target swasembada pangan pada 2028 yang diminta Presiden Prabowo Subianto.

"Saya sudah memutuskan, Pak, tahun depan, karena rupanya yang memutuskan impor-imporan Menko. Nah, sekarang saya Menkonya," ujar Zulhas saat pembukaan Munas Dekopin di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (27/12/2024).

"Kami sudah memutuskan, tahun depan kami tidak impor beras lagi. Pada 2024, impornya 3,6 juta ton. Bayangkan, tahun depan kita berani dulu tidak impor beras lagi. Sudah putus, Pak, nggak impor lagi," tegasnya.

Selain beras, Zulhas memutuskan tidak akan impor jagung, garam, sampai gula.

"Tahun depan, bapak-bapak ibu sekalian kami sudah memutuskan tidak impor lagi jagung untuk konsumsi. Sudah kami putus. Tahun depan, kami sudah tidak impor garam lagi. Kami putuskan. Tahun depan, kami tidak impor gula lagi untuk konsumsi," tegasnya.

Namun, ketua umum PAN ini mengatakan, kalau terpaksa, dirinya memohon tidak dikritik apabila membutuhkan impor untuk memenuhi ketersediaan. Namun, ia berjanji tidak akan melakukan impor sebagai solusinya.

"Jadi, sudah 4 item. Semangatnya begini, Pak. Jadi besok kalau terpaksa, jangan saya dimarahi. Kita semangatnya, kita bisa dulu. Kita bekerja keras dulu. Kerja habis-habisan dulu. Nanti, kalau sudah 6 bulan kurang, baru kita pikirin," ujar Zulhas.

"Kalau dulu semangatnya nggak. 'Wah, kita kan nggak punya, impor aja dulu'. Kenapa kita lakukan begitu? Begini, Pak," imbuhnya.

Menurut Zulhas, pemberian bansos kepada rakyat miskin berupa uang tunai juga tidak baik untuk menanggulangi kekurangan pangan. Karena hanya akan membuat malas.

"Nah, filosofinya, Pak. Kalau semua kita secara mudah, ah sudah lah. Kalau orang susah, kalau kita nggak punya, kita impor aja. Impor aja. Nah, nanti kalau rakyat susah, sudah kasih. Kita kasih aja bansos. Kasih bansos. Kasih uang Rp 600 ribu. Iya kan, Pak? Kasih bansos. Kasih 600 ribu. Apa yang terjadi? Nah, rakyat kita kan males," katanya.

"Dapat uang 600 ribu. Ngimpi jadi orang kaya. Ikut judol. Iya kan? Nah, filosofinya, Pak. Mendingan kita kasih kerja. Betul nggak? Ya, makanya kooperasi-kooperasi ini daerah-daerah harus tumbuh. Kita biar rakyat kita kerja, Pak. Bekerja. Dan rakyat itu rajin. Mereka pekerja keras," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: