Revitalisasi Tambak Beri Dampak Ekonomi

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 09 Januari 2025 | 22:00 WIB
Ilustrasi  tambak (Foto/Pixabay)
Ilustrasi tambak (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono yakin program revitalisasi tambak kurang produktif (idle) yang menyasar 78 ribu hektare di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa, bisa memberikan dampak besar terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Trenggono saat meninjau calon lokasi revitalisasi tambak idle di Karawang, Jawa Barat mengatakan, dari keseluruhan lahan tambak idle yang ada, setiap 10 ribu hektare membutuhkan modal awal pengembangan sebesar Rp 15 triliun, yang nantinya akan membawa keuntungan hingga Rp 13,5 triliun per tahun.

"Tadi kita hitung-hitungan kasar, kira-kira akan ditanamkan di sini satu angka sekitar Rp 15 triliun. Rp 15 triliun-Rp 16 triliun akan ditanamkan di sini, yang hasilnya setiap tahun itu kira-kira sekitar Rp13,5 triliun," katanya dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, revitalisasi tambak kurang produktif akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2025 hingga tahun 2029 di empat provinsi dan 26 kabupaten/kota, mulai dari Provinsi Banten hingga Jawa Timur.

Pengembangan tahap pertama akan menyasar 20 ribu hektare tambak yang berada di lahan milik pemerintah di wilayah Bekasi, Karawang, Subang dan Indramayu.

Sedangkan untuk tambak yang direvitalisasi di Karawang seluas 2.548 hektare. Ia juga meminta pemerintah daerah untuk mengembangkan luas lahan hingga 10 ribu hektare yang akan menyerap tenaga kerja hingga 20 ribu orang.

"Itu tidak kurang dari 20 ribu tenaga kerja atau bahkan lebih dari 20 ribu tenaga kerja yang akan di-install di sini," katanya

Ia menjelaskan, rencananya untuk tambak di Karawang akan digunakan untuk pengembangan komoditas nila salin dan ikan bandeng, serta dibagi menjadi dua kluster yang terdiri dari area budi daya, area pendukung dan area penghijauan.

Pihaknya memastikan program revitalisasi tambak akan mengedepankan kelestarian ekologi dengan menekankan sistem budidaya berkelanjutan.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: