Tidur Ketindihan: Memahami Fenomena Sleep Paralysis

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 10 Januari 2025 | 04:30 WIB
Ilustrasi fenomena tidur ketindihan. (Foto/Freepik)
Ilustrasi fenomena tidur ketindihan. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Tidur ketindihan atau yang dikenal dengan istilah sleep paralysis merupakan fenomena yang seringkali menakutkan dan membuat cemas bagi banyak orang. 

Kondisi ini terjadi ketika seseorang terbangun dari tidur, namun tubuhnya tidak dapat bergerak atau bergerak secara terbatas, sementara kesadaran tetap aktif. 

Dalam beberapa kasus, tidur ketindihan juga disertai dengan perasaan ketakutan, sensasi tertekan di dada, dan bahkan halusinasi visual atau suara yang menambah kecemasan.

Apa Itu Sleep Paralysis?

Sleep paralysis adalah kondisi seseorang terbangun dan merasa terjebak dalam tubuhnya, tidak bisa bergerak atau berbicara, meskipun otak sudah terjaga. 

Biasanya, fenomena ini terjadi pada tahap tidur REM (Rapid Eye Movement) saat tubuh kita seharusnya tidak bergerak agar tidak meniru tindakan atau mimpi dalam tidur. 

Namun, kadang-kadang otak terbangun lebih cepat daripada tubuh, menyebabkan otot-otot tetap dalam keadaan lumpuh sementara kesadaran sudah kembali.

Penyebab Sleep Paralysis

Tidur ketindihan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

1. Kurang Tidur

Tidur yang tidak cukup atau tidak teratur dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami sleep paralysis.

2. Stres dan Kecemasan

Tingkat stres yang tinggi, kecemasan, atau tekanan emosional dapat memengaruhi kualitas tidur, yang meningkatkan risiko tidur ketindihan.

3. Gangguan Tidur

Kondisi medis seperti sleep apnea, narcolepsy, atau gangguan tidur lainnya juga dapat meningkatkan risiko tidur ketindihan.

4. Posisi Tidur

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur dalam posisi telentang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya sleep paralysis.

Gejala Sleep Paralysis

Gejala utama dari tidur ketindihan adalah ketidakmampuan untuk bergerak atau berbicara setelah bangun tidur. 

Selain itu, banyak orang yang mengalami perasaan tercekik atau terhimpit di dada, yang seringkali disertai dengan halusinasi visual atau suara. 

Beberapa orang juga merasa seolah-olah ada seseorang atau sesuatu yang berada di dekat mereka. Kondisi ini dapat berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit.

Fakta Menarik tentang Sleep Paralysis

1. Pengalaman Kultural

Di berbagai budaya, tidur ketindihan sering dihubungkan dengan makhluk halus atau roh, yang menyebabkan terjadinya berbagai cerita mitos mengenai fenomena ini.

2. Keterkaitan dengan Mimpi Buruk

Banyak orang yang mengalami tidur ketindihan melaporkan juga mengalami mimpi buruk yang intens.

3. Penelitian Ilmiah

Meskipun fenomena ini sudah banyak dikenal, para ilmuwan masih terus meneliti penyebab pasti dan bagaimana cara mengatasinya secara efektif.

Cara Menghindari Sleep Paralysis

Untuk mengurangi frekuensi atau mencegah terjadinya tidur ketindihan, beberapa langkah yang bisa diambil meliputi:

1. Menjaga Pola Tidur Teratur

Usahakan untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari.

2. Mengelola Stres

Teknik relaksasi, meditasi, atau aktivitas fisik bisa membantu mengurangi stres dan kecemasan.

3. Menghindari Tidur Terlalu Lelah

Pastikan untuk tidur cukup setiap malam untuk menghindari gangguan tidur.

4. Posisi Tidur yang Tepat

Cobalah untuk tidur dengan posisi miring atau miring ke kiri, yang dapat mengurangi risiko tidur ketindihan.

5. Konsultasi dengan Dokter

Jika tidur ketindihan sering terjadi atau disertai gejala gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea atau narcolepsy, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai.

(Red/Fadia Rahma B)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: