Gencatan Senjata Israel dan Hamas Akhirnya Tercapai
BeritaNasional.com - Pemerintah Qatar, Mesir, Amerika Serikat (AS) berjanji menjamin penerapan perjanjian gencatan senjata Gaza antara Israel dengan kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina, Hamas. Gencatan senjata yang telah disepakati antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada Ahad, 19 Januari 2025 dalam tiga tahap.
Ketiga negara mengatakan, "Pihak-pihak yang berkonflik di Gaza telah mencapai kesepakatan untuk membebaskan sandera dan ditukar dengan tawanan dan tahanan serta kembalinya ketenangan berkelanjutan dalam gencatan senjata permanen yang melingkupi kedua pihak,” menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.
Dikutip dari Antara, para mediator siap bekerja sama untuk memastikan bahwa para pihak melaksanakan kewajiban mereka dalam perjanjian tersebut dan bahwa ketiga tahap tersebut dilaksanakan secara menyeluruh.
Para penjamin juga akan bekerja sama dengan PBB, penyedia bantuan lainnya, dan mitra dari seluruh dunia untuk mendukung peningkatan pesat bantuan kemanusiaan yang cepat dan berkelanjutan ke Gaza berdasarkan ketentuan yang diuraikan dalam perjanjian tersebut.”
Presiden AS Joe Biden juga mengumumkan, kesepakatan gencatan senjata Gaza telah dicapai antara Israel dan Hamas.
"Ini adalah sore yang sangat baik karena akhirnya, saya dapat mengumumkan gencatan senjata," kata Biden di Gedung Putih dikutip dari VOA.
Ia mengatakan, kesepakatan soal sandera telah dicapai antara Israel dan Hamas.
Biden ikut mengumumkan gencatan senjata, beberapa saat setelah Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, berbicara di Doha, mengatakan gencatan senjata akan mulai berlaku Minggu.
Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Isral muncul setelah berminggu-minggu negosiasi yang melelahkan di Ibu Kota Qatar, menjanjikan pembebasan secara bertahap puluhan sandera yang ditahan Hamas, pembebasan ratusan tahanan Palestina di Israel dan akan memungkinkan ratusan ribu orang terlantar di Gaza untuk kembali ke puing-puing rumah mereka.
Biden mengatakan, para sandera Amerika akan menjadi bagian dari pembebasan sandera tersebut pada tahap pertama kesepakatan.
“Kesepakatan ini disusun dalam tiga fase. Fase pertama akan berlangsung selama enam minggu. Ini mencakup gencatan senjata penuh dan menyeluruh pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, serta pembebasan sebagian sandera yang ditahan oleh Hamas, termasuk perempuan, orang tua, dan mereka yang luka-luka. Saya dengan bangga mengatakan Amerika akan menjadi bagian dari pembebasan sandera ini dan tahap pertama juga. Saya dan Wakil Presiden Kamala Harris tidak sabar untuk menyambut mereka,” kata Biden.
Kesepakatan ini juga menjanjikan pembebasan puluhan sandera yang ditahan oleh Hamas secara bertahap, pembebasan ratusan tahanan Palestina di Israel, serta memungkinkan ratusan ribu orang yang mengungsi di Gaza untuk kembali ke tempat tinggal mereka yang tersisa.
Kesepakatan ini juga akan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan, “Saya dapat mengatakan apa yang telah kita lihat dari Amerika dalam beberapa hari terakhir, kolaborasi yang baik kedua pemerintahan, merupakan demonstrasi yang jelas atas komitmen Amerika untuk mencapai kesepakatan itu. Saya benar-benar ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua utusan yang berada di sini bersama kami dalam beberapa hari terakhir, bagaimana mereka memainkan peran penting dalam mencapai momen ini."
Ia mengatakan, "Bagi kami dan Mesir, mendorong perundingan ini merupakan sesuatu yang harus kami lakukan dan kami harus membantu dan mendukung. Namun kami telah melihat langkah-langkah yang telah diambil baru-baru ini dari AS telah membuahkan hasil pada saat ini.”
Dalam sebuah pernyataan Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, mereka berharap rinciannya diselesaikan malam ini.
Seorang pejabat Israel yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan, rincian itu berpusat pada konfirmasi daftar tahanan Palestina, yang saat ini menjalani hukuman yang panjang atas serangan berdarah terhadap warga Israel, yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan. Setiap kesepakatan sendiri, harus disetujui oleh Kabinet Netanyahu.
7 bulan yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 13 jam yang lalu
OLAHRAGA | 8 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu