Mengenal Istilah Disimilasi dalam Gejala Perubahan Bahasa Indonesia

Oleh: Tarmizi Hamdi
Minggu, 19 Januari 2025 | 18:00 WIB
Ilustrasi gejala perubahan bahasa Indonesia. (Foto/Freepik)
Ilustrasi gejala perubahan bahasa Indonesia. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com -  Disimilasi adalah proses perubahan bunyi yang berwujud perubahan serangkaian fonem yang sama kemudian diserap menjadi fonem-fonem yang berbeda.

Misalnya, dalam bahasa Austronesia Purba kata tulit didisimilasikan dengan kata sulit dalam bahasa Melayu.

Terlihat bahwa fonem /t/ yang terealisasikan dengan huruf t tersebut didisimilasikan atau mengalami perubahan menjadi fonem /s/. 

Dalam beberapa kasus, sering ditemukan kata-kata yang mengalami perubahan huruf  yang digunakan oleh masyarakat. Hal ini menggambarkan  gejala pergantian huruf yang berasal dari kata baku bahasa Indonesia. 

Kata Baku     Variasi Kata

aktivitas          Aktifitas

aluminium       alumunium

ambeien          ambeyen

fotokopi           poto cofi

galvanis          galfanis

kaus                kaos

plafon             flafon

satai               sate

Pergantian huruf pada kata-kata dalam tabel ini mengalami disimilasi. Artinya, sebagian huruf dari suatu kata yang mengalami pergantian. 

Terdapat kemungkinan-kemungkinan yang muncul atas gejala perubahan yang terjadi. Pertama, perubahan dalam bentuk pergantian huruf ini dipengaruhi posisi artikulasi huruf-huruf yang berganti.

Penyebab tersebut dapat dipaparkan berdasarkan sudut pandang fonologis. Pergantian huruf i menjadi u terjadi pada kata aluminium 🡪 alumunium.

Secara fonologis Pergantian ini disebabkan dipengaruhi oleh fonem vokal sebelumnya, yaitu vokal /u/ sehingga vokal /i/ berganti menjadi vokal sebelumnya. 

Pergantian huruf p menjadi f terjadi pada kata plafon 🡪 flafon. Secara fonologis, hal ini disebabkan kedua fonem yang berganti, yaitu fonem konsonan /p/ dan /f/ berada dalam daerah artikulasi yang berdekatan, yaitu bilabial dan labiodental.

Kemungkinan kedua terjadinya pergantian ejaan pada kata-kata dalam data adalah dipengaruhi oleh ejaan kata asalnya.

Pergantian huruf p menjadi f  dan k menjadi c pada kata poto cofi dipengaruhi oleh kata asalnya dari bahasa Inggris, yaitu photocopy. Di samping itu, perubahan huruf p menjadi f pada frasa tersebut disebabkan secara fonologis letak artikulasi fonem /p/ dan /f/ hampir sama, yaitu labial. Pergantian huruf u menjadi f pada kata baku saus menjadi saos dalam data disebabkan secara fonologis lfonem /u/ dan /o/ berada dalam satu daerah artikulasi, yaitu vokal depan. 

Kemungkinan ketiga terjadinya pergantian huruf pada kata-kata dalam data adalah dipengaruhi oleh pelafalan. Pergantian huruf v menjadi f terjadi pada kata galvanis 🡪 galfanis dan aktivitas 🡪 aktifitas.

Secara fonologis fonem /v/ dan /f/ ini berada dalam lingkungan bunyi yang sama, yaitu konsonan labiodental. Pergantian huruf i menjadi y terjadi pada kata ambeien 🡪 ambeyen.

Pergantian yang terjadi pada kata ambeyen, secara fonologis, kedua fonem konsonan /y/ dan vokal /i/ memiliki bunyi yang hampir mirip jika diujarkan dalam bentuk kata sehingga timbul variasi dalam kata. 

Berdasarkan analisis tersebut, pergantian huruf terjadi pada kata-kata dalam data disebabkan beberapa hal.

Pertama, kedua huruf yang berganti secara fonologis berada dalam satu lingkungan bunyi yang sama sehingga memungkinkan fonem untuk bertukar. Kedua, fonem-fonem yang bertukar berada dalam lingkungan bunyi yang berdekatan.

Ketiga, keterpengaruhan dari fonem sebelum atau sesudahnya sehingga membuat sebuah fonem berganti. Keempat, fonem-fonem memiliki bunyi yang hampir mirip jika diujarkan dalam bentuk kata sehingga timbul variasi dalam kata.

Jadi, kemungkinan-kemungkinan tersebut didasari oleh pengaruh pelafalan dari kata itu sendiri. Di samping itu, pergantian huruf terjadi karena masyarakat masih mempertahankan bentuk huruf kata asalnya.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: