Trump Klaim Berjasa atas Gencatan Senjata di Gaza
BeritaNasional.com - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengklaim jika tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza hanya terjadi berkat hasil kemenangan yang disebutnya bersejarah. Seperti diketahui, gencatan senjata resmi berlaku sejak tanggal (19/1/2025).
"Minggu ini kita mencapai kesepakatan gencatan senjata yang epik sebagai langkah pertama menuju perdamaian abadi di Timur Tengah. Dan kesepakatan ini hanya dapat terjadi sebagai hasil dari kemenangan bersejarah kita pada bulan November," kata Trump dikutip dari CNN, Senin (20/1/2025).
"Saya senang melaporkan bahwa sandera pertama baru saja dibebaskan," imbuhnya.
Setelah kesepakatan gencatan senjata di Gaza, tiga sandera Israel yang dibebaskan oleh Hamas. Tiga sandera tersebut adalah Romi Gonen, Doron Steinbrecher, dan Emily Damari.
Mereka dikatakan dalam kondisi kesehatan yang baik dan sedang menerima perawatan di sebuah pusat medis di Tel Aviv. Sebagai gantinya, 90 tahanan Palestina akan dibebaskan oleh Israel dari Penjara Ofer di Tepi Barat yang diduduki.
"Pemerintahan baru kita telah mencapai semua ini di Timur Tengah dalam waktu kurang dari tiga bulan. Tanpa menjadi presiden, kita telah mencapai lebih banyak... daripada yang telah mereka capai dalam empat tahun sebagai presiden," kata Trump, memuji pekerjaan yang dilakukan oleh Steve Witkoff, utusan presiden terpilih untuk Timur Tengah.
Kerja sama antara tim Trump dan Presiden Joe Biden dalam menegosiasikan kesepakatan itu "hampir belum pernah terjadi sebelumnya," kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden setelah kesepakatan itu dicapai, yang dimungkinkan oleh persinggungan kepentingan yang langka antara para pesaing sengit yang sama-sama melihat peluang setelah kemenangan Trump.
7 bulan yang lalu
PERISTIWA | 17 jam yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 23 jam yang lalu
PERISTIWA | 19 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 13 jam yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu