Trauma Healing Pasca Kebakaran: Proses Pemulihan Fisik dan Mental

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 24 Januari 2025 | 18:00 WIB
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)

BeritaNasional.com -  Kebakaran adalah bencana yang dapat menyebabkan kerusakan besar, baik dari segi materi maupun kesehatan fisik dan mental korban. Selain menghancurkan rumah, harta benda, dan tempat tinggal, kebakaran juga meninggalkan bekas emosional yang dalam. Dampak psikologis seperti kecemasan, stres pasca-trauma (PTSD), dan depresi dapat bertahan jauh lebih lama setelah kebakaran selesai. Korban sering kali merasa terisolasi, kehilangan rasa aman, dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan setelah bencana tersebut.

Oleh karena itu, penyembuhan trauma pasca kebakaran menjadi langkah yang sangat penting dalam membantu korban untuk melanjutkan hidup mereka. Proses pemulihan tidak hanya melibatkan perawatan fisik untuk mengatasi luka bakar atau cedera, tetapi juga dukungan psikologis yang membantu korban mengatasi perasaan trauma dan stres. Dengan pendekatan yang tepat, termasuk terapi dan dukungan sosial, korban kebakaran dapat kembali menjalani kehidupan mereka dengan cara yang lebih sehat dan positif, meskipun tantangan besar yang mereka hadapi.

Pengertian Trauma Pasca Kebakaran

Trauma yang timbul setelah kebakaran bisa bersifat fisik dan psikologis. Trauma fisik mencakup luka bakar, cedera akibat kerusakan struktur bangunan, atau kecelakaan yang terjadi selama evakuasi. Sementara itu, trauma psikologis melibatkan reaksi emosional dan mental terhadap bencana yang terjadi, seperti kecemasan, depresi, stres pasca-trauma (PTSD), rasa kehilangan, dan ketidakmampuan untuk mengatasi perasaan yang muncul.

Dampak Psikologis dari Kebakaran

Bencana kebakaran dapat menyebabkan dampak psikologis yang sangat serius, seperti:

1. Stres Pasca-Trauma (PTSD): Kebakaran bisa memicu PTSD, yang menyebabkan seseorang mengingat kejadian tersebut berulang kali, merasa terancam setiap saat, atau mengalami gangguan tidur dan kecemasan.

2. Kecemasan dan Depresi: Korban kebakaran sering kali merasa cemas tentang masa depan mereka, kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, atau bahkan orang terdekat. Perasaan terisolasi dan putus asa dapat berkembang menjadi depresi.

3. Rasa Kehilangan dan Trauma Emosional: Bagi banyak orang, kebakaran merusak kehidupan mereka secara total. Mereka tidak hanya kehilangan harta benda, tetapi juga kenangan dan identitas yang terkait dengan rumah mereka. Proses pemulihan dari rasa kehilangan ini sangat membutuhkan waktu dan dukungan.

Langkah-langkah dalam Proses Penyembuhan Trauma Pasca Kebakaran

Penyembuhan trauma pasca kebakaran membutuhkan pendekatan holistik yang mencakup dukungan fisik, emosional, dan psikologis. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam proses penyembuhan:

a. Menangani Trauma Fisik

Langkah pertama dalam pemulihan adalah penanganan terhadap luka fisik. Luka bakar, cedera akibat kebakaran, atau bahkan kelelahan akibat terpapar api perlu mendapatkan perawatan medis yang segera. Pengobatan yang tepat dan perawatan medis sangat penting untuk mencegah infeksi, mengurangi rasa sakit, dan memfasilitasi pemulihan fisik.

b. Membangun Rasa Aman

Setelah kebakaran, perasaan aman menjadi sangat penting. Korban kebakaran sering kali merasa terancam dan tidak nyaman di tempat yang baru. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk segera mendapatkan tempat tinggal yang aman dan stabil, baik di rumah sementara, tenda evakuasi, atau tempat lain yang dirancang untuk memberikan rasa aman.

c. Dukungan Emosional

Penting bagi korban kebakaran untuk memiliki dukungan emosional dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental. Terapi berbicara, seperti konseling atau psikoterapi, dapat membantu korban mengatasi perasaan mereka dan mengembangkan strategi untuk mengelola stres dan kecemasan.

Peran Dukungan Sosial dalam Penyembuhan

Dukungan sosial sangat penting dalam membantu individu pulih dari trauma kebakaran. Kelompok dukungan, seperti komunitas korban bencana atau kelompok terapi, memungkinkan individu untuk berbagi pengalaman mereka dengan orang lain yang mengalami hal serupa. Ini membantu mengurangi rasa kesepian dan memberikan rasa bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka.

Red / Nailil Hikmahsinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: