Ketahanan Pangan Indonesia Lebih Baik daripada Negara Tetangga Filipina

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 17 Februari 2025 | 06:30 WIB
Ketahanan pangan Indonesia cukup baik (Beritanasional/Oke Atmaja)
Ketahanan pangan Indonesia cukup baik (Beritanasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan, ketahanan pangan nasional saat ini dalam keadaan terjaga, dibanding negara tetangga Filipina yang mengumumkan sedang dalam keadaan darurat ketahanan pangan.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan Moch. Arief Cahyono mengatakan, saat ini produksi pangan Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif, berbanding terbalik dengan kondisi banyak negara yang saat ini justru mengalami krisis pangan.

"Baru-baru ini, Filipina bahkan resmi mengumumkan keadaan darurat ketahanan pangan akibat lonjakan harga beras yang tak terkendali," kata Arief dikutip dari Antara.

Menurutnya, langkah itu diambil untuk mengendalikan kenaikan harga yang semakin membebani masyarakat di tengah tekanan ekonomi dan ketergantungan pada impor.

Menanggapi kondisi di negara tetangga tersebut, Arief mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada.

"Kami prihatin dengan situasi di Filipina, tetapi tidak terkejut. Pak Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sudah jauh-jauh hari mengingatkan potensi krisis pangan global. Karena itu, kami telah menyiapkan berbagai program strategis untuk mengantisipasinya,” ujarnya.

Kementerian Pertanian menyebutkan ketahanan pangan nasional saat ini sangat terjaga, didukung proyeksi produksi padi akan meningkat.

"Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras awal tahun 2025 diperkirakan meningkat signifikan," kata Arief.

Menurutnya, BPS mencatat potensi produksi beras Indonesia pada periode Januari–Maret 2025 mencapai 8,67 juta ton, mengalami lonjakan tajam sebesar 52,32 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 yang hanya tercatat 5,69 juta ton.

Potensi peningkatan produksi beras ini sejalan dengan meluasnya potensi luas panen padi yang diperkirakan mencapai 2,83 juta hektare.

Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar 970,33 ribu hektare atau 52,08 persen dibandingkan dengan luas panen pada Januari–Maret 2024 yang hanya sebesar 1,86 juta hektare.

“Dengan peningkatan produksi ini, pasokan dalam negeri lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” terang Arief.

Dia menyebutkan, peningkatan produksi beras juga tercermin dari harga yang tetap stabil. Berdasarkan data BPS, rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2025 mencapai Rp12.796 per kg, turun 4,30 persen dibandingkan Januari 2024.

“Biasanya, harga beras di awal tahun cenderung tinggi, tetapi tahun ini relatif stabil berkat peningkatan produksi,” tuturnya.

Untuk menjamin ketahanan pangan nasional terus terjaga, Kementan pun meminta Perum Bulog mengoptimalkan penyerapan gabah petani.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: