BRIN Teliti Pemanfaatan AI dalam Teknologi Reaktor Nuklir

BeritaNasional.com - Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Topan Setiadipura, menyatakan bahwa kecerdasan buatan (AI) merupakan bidang baru yang masih bisa dikaji lebih lanjut, terutama dalam aspek teknis, penelitian, dan pengembangan (R&D).
“Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempelajari AI, khususnya dalam teknologi reaktor nuklir. Walaupun pembaruan teknologi di bidang ini cenderung berjalan lambat, jika penelitian dilakukan secara ilmiah, hasilnya akan sangat bermanfaat bagi kami,” ujar Topan dari keterangannya yang diterima di Jakarta pada Sabtu (22/2/2025).
Dalam acara Knowledge Sharing and Gathering bertema "Nuclear Accident and AI Implementation for Nuclear Technology di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Topan menjelaskan PRTRN BRIN memiliki tugas utama dalam pengembangan teknologi reaktor nuklir dengan melibatkan 12 kelompok penelitian.
Selain itu, pihaknya menjalin komunikasi dengan industri luar negeri melalui berbagai pertemuan dengan perwakilan dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.
“Bekerja sama dengan Kunihiko Nabeshima dari Japan Atomic Energy Agency (JAEA) atau peneliti lain dari China yang bergerak di bidang AI akan sangat bermanfaat bagi PRTRN BRIN, terutama dalam aspek teknis, penelitian, dan pengembangan,” paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kunihiko Nabeshima dari Nuclear Human Resource Development Center Tokai, JAEA memaparkan tentang insiden kecelakaan di Fukushima, perkembangan terbaru pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang, serta penerapan teknologi AI dalam sektor energi nuklir.
Khusus dalam pertemuan ini, diskusi lebih difokuskan pada pemanfaatan AI dalam bidang nuklir.
Kunihiko menjelaskan AI berperan dalam mendukung teknologi nuklir, terutama dalam situasi darurat yang memerlukan akses cepat terhadap sistem nuklir.
Saat ini, AI dapat digunakan untuk mengawasi reaktor dan menyampaikan informasi kepada operator.
“Selanjutnya, AI dapat memberikan rekomendasi mengenai tindakan yang harus diambil oleh operator demi menjaga keamanan reaktor,” jelasnya.
Kunihiko juga menyatakan harapannya untuk dapat bekerja sama dengan BRIN.
“Sekitar 20 tahun yang lalu, kami mengembangkan sistem investigasi menggunakan jaringan saraf (neural network) untuk penyelidikan. Saat ini, kami tengah mengembangkan teknologi baru,” tandasnya.
8 bulan yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu