Selasa, 04 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Warga Suriah Menikmati Ramadan Pertama Tanpa Rezim Assad

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 03 Maret 2025 | 05:00 WIB
Ramadan di Suriah (Foto/X Rehman Siddiq)
Ramadan di Suriah (Foto/X Rehman Siddiq)

BeritaNasional.com - Selama pemerintahan Assad, orang-orang masih diperbolehkan makan di tempat umum meski di tengah puasa Ramadan. Namun, tahun ini, banyak orang menghindari makan di depan umum karena khawatir akan adanya hukuman atas tindakan itu.

Beberapa restoran dan kedai kopi di Suriah tutup saat Ramadan. Sedangkan beberapa lainnya tetap beroperasi seperti biasa. 

Umat Muslim Suriah yang taat memulai ibadah puasa di bulan suci, dan ini jadi Ramadan pertama sejak berakhirnya kekuasaan keluarga Assad di negara yang dilanda konflik tersebut.

Kementerian Wakaf Agama sementara Suriah dikabarkan meminta semua restoran, kedai kopi, dan pedagang makanan kaki lima untuk tutup pada siang hari. Masyarakat juga dilarang makan atau minum di tempat umum dengan ancaman hukuman. Namun, sejauh ini tidak ada perintah resmi dari pemerintah mengenai aturan tersebut.

Seorang jurnalis Associated Press yang berada di Damaskus  melaporkan bahwa beberapa kedai kopi tetap buka, tetapi menutup jendelanya agar orang luar tidak bisa melihat siapa yang ada di dalam.

Kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menggulingkan pemerintahan sekuler Presiden Bashar al-Assad pada awal Desember, mengakhiri 54 tahun kekuasaan keluarga Assad. 

Sejak itu, pemerintahan baru di bawah mantan pemimpin pemberontak Ahmad al-Sharaa mengambil alih kendali, memicu kekhawatiran bahwa Suriah bisa berubah menjadi negara Islam, meskipun al-Sharaa berjanji untuk menghormati hak-hak penganut agama minoritas.

"Ramadan tahun ini hadir dengan cita rasa baru. Ini adalah Ramadan kemenangan dan pembebasan," kata Menteri Agama sementara Hussam Haj-Hussein dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.

Sumber: VOA


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: