Kamis, 06 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Salju Abadi Puncak Jayawijaya Segera Punah, Ini Dampaknya

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 06 Maret 2025 | 09:30 WIB
Puncak Jayawijaya (Foto/Suradi dan mufti)
Puncak Jayawijaya (Foto/Suradi dan mufti)

BeritaNasional.com - Salju abadi yang selama ini menjadi kebanggaan Indonesia di Puncak Jayawijaya, Papua, kini menghadapi ancaman kepunahan. Perubahan iklim global yang semakin parah menjadi faktor utama yang mempercepat pencairan salju di ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut ini.

Fenomena ini tidak hanya menjadi kehilangan ekologis yang besar, tetapi juga berdampak pada ekosistem dan budaya masyarakat setempat.

Puncak Jayawijaya, yang terletak di Pegunungan Sudirman, merupakan satu-satunya tempat di Indonesia yang memiliki gletser. Salju di puncak ini terbentuk dari proses alami yang telah berlangsung selama lebih dari 5.000 tahun.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa luas gletser yang tersisa kini hanya sekitar 0,23 kilometer persegi pada tahun 2022, dan terus menyusut hingga 0,11 kilometer persegi.

BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memperkirakan bahwa salju abadi di Puncak Jayawijaya akan benar-benar hilang pada tahun 2026.

Prediksi ini bukan tanpa dasar; sejak tahun 1850, luas gletser yang awalnya mencapai 19,3 kilometer persegi terus menyusut secara drastis. Pada tahun 1972, luasnya hanya tersisa 7,3 kilometer persegi, dan pada 2018 menyusut menjadi 0,5 kilometer persegi.

Selain akibat peningkatan suhu global, faktor lain yang mempercepat pencairan gletser adalah meningkatnya curah hujan di kawasan Papua.

Dahulu, embun dan uap air di Puncak Jayawijaya akan membeku dan membentuk salju. Namun, kini hujan lebih sering turun dan mempercepat pencairan es. Panas yang dipancarkan dari bebatuan pegunungan juga berkontribusi dalam mencairkan salju dari bawah.

Apa dampak kehilangan salju abadi?

Hilangnya salju abadi di Puncak Jayawijaya tidak hanya berdampak pada lanskap alam, tetapi juga kehidupan masyarakat sekitar. Beberapa dampak utama yang dapat terjadi antara lain:

1. Perubahan ekosistem
Salju di Puncak Jayawijaya berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di daerah pegunungan Papua. Kehilangan gletser dapat mempengaruhi sumber air yang digunakan oleh flora dan fauna setempat serta masyarakat adat.

2. Perubahan aliran sungai
Gletser di Puncak Jayawijaya berkontribusi terhadap pasokan air bagi sungai-sungai di Papua. Ketika gletser menghilang, aliran sungai dapat berkurang secara signifikan, mengancam pasokan air bagi masyarakat dan ekosistem di daerah hilir.

3. Hilangnya nilai budaya dan spiritualitas
Bagi masyarakat adat Papua, terutama suku Dani dan suku lainnya di sekitarnya, gletser di Puncak Jayawijaya memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi. Mereka menganggap gletser sebagai entitas sakral. Kehilangannya akan menjadi kehilangan simbolis yang besar bagi mereka.

Sumber: Antara


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: