Kamis, 06 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Nama Trump Masuk dalam Nominasi Nobel Perdamaian

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 06 Maret 2025 | 17:20 WIB
Presiden AS Donald Trump (Foto/X JD Vance)
Presiden AS Donald Trump (Foto/X JD Vance)

BeritaNasional.com - Lebih 300 orang dinominasikan untuk hadiah Nobel Perdamaian tahun ini. Para politisi mengklaim bahwa mereka telah mengajukan Presiden AS Donald Trump dan Paus Fransiskus untuk penghargaan tersebut.

Sejalan peraturan Nobel yang sudah berlaku 50 tahun, identitas para kandidat dirahasiakan. Tetapi Trump dan Paus adalah dua nama yang disebut-sebut tahun ini, bersama mantan kepala NATO Jens Stoltenberg.

Ke-338 nominasi itu terdiri dari 244 individu dan 94 organisasi, kata Institut Nobel Norwegia dalam pernyataannya. Jumlah itu meningkat signifikan dari 286 nominasi pada tahun sebelumnya, tetapi kurang dari rekor 376 nominasi yang tercatat pada 2016.

Meskipun panitia penghargaan selalu bungkam tentang para nominasi, mereka yang memenuhi syarat untuk mencalonkan, bebas mengungkap nama orang atau organisasi yang mereka usulkan. Mereka antara lain mantan penerima penghargaan, anggota parlemen, menteri kabinet dari negara mana pun di dunia, dan beberapa profesor universitas.

Salah satu anggota Kongres AS Darrell Issa menulis di X bahwa ia juga akan mencalonkan Trump untuk Nobel Perdamaian itu. Ia menambahkan, "Tidak ada yang lebih pantas menerimanya kecuali Trump."

Kantor Issa kemudian dikutip media AS yang melaporkan bahwa pencalonan tersebut dimotivasi oleh upaya Trump di Timur Tengah. Trump berupaya keras membuat perdamaian dan gencatan senjata di Gaza, Palestina. Di masa pemerintahan Joe Biden dan Kamala Harris hal itu susah tercapai.

Usul Issa akan diajukan setelah batas waktu pengajuan, tetapi anggota parlemen Ukraina Oleksandr Merezhko juga mencalonkan Trump pada November lalu. Itu adalah upayanya untuk menarik perhatian presiden terpilih saat itu, menurut media Ukraina.

Sumber: VOA
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: