Senin, 10 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00
RAMADAN 2025

Tidur saat Berpuasa, Benarkah Termasuk Ibadah?

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 09 Maret 2025 | 15:30 WIB
Ilustrasi tidur saat berpuasa. (Foto/Freepik)
Ilustrasi tidur saat berpuasa. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Ibadah puasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban yang tidak hanya menyucikan fisik, tetapi juga meningkatkan kualitas rohani umat Islam. 

Setiap amal ibadah yang dilakukan di bulan suci ini membawa keutamaan dan keberkahan yang besar. 

Namun, ada berbagai perbedaan pemahaman terkait praktik puasa, salah satunya mengenai tidur saat berpuasa.

Sebagian orang meyakini bahwa tidur selama berpuasa termasuk dalam ibadah yang berpahala. Namun, apakah anggapan tersebut sesuai dengan ajaran Islam yang benar?

Hadis yang sering dijadikan rujukan dalam hal ini adalah yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, yang menyatakan bahwa tidur orang yang berpuasa adalah ibadah. Hadis ini sering dijadikan dasar keyakinan bahwa tidur saat berpuasa mendapatkan pahala.

Dilansir dari laman resmi MUI pada Minggu (9/3/2025), anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Fatihun Nada menegaskan hadis tersebut tidak bisa dijadikan landasan yang sahih untuk memahami tidur sebagai ibadah.

"Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni. Namun, perlu diketahui bahwa hadis ini berstatus tidak sahih atau tergolong dalam hadis da’if (lemah)," jelas Kiai Fatihun pada Jumat (7/3/2025).

Kiai Fatihun menambahkan bahwa tidur yang berlebihan hanya untuk menghindari rasa lapar dan haus tidak bernilai ibadah. Sebaliknya, tidur tersebut justru menjadi tindakan yang menyia-nyiakan waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk beribadah.

Ramadan sebaiknya diisi dengan berbagai bentuk ibadah, karena pahalanya berlipat ganda dibandingkan hari-hari biasa.

Namun, tidur dalam batas yang wajar dengan tujuan menjaga stamina agar bisa menjalankan ibadah seperti salat malam dan tadarus Al-Qur’an dapat bernilai ibadah.

Dengan kata lain, kualitas tidur yang mendukung kelancaran ibadah lebih dianjurkan dibandingkan tidur berlebihan tanpa tujuan yang jelas.

Selain tidur, niat juga memiliki peran penting dalam ibadah puasa. Kiai Fatihun menekankan bahwa niat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari puasa.

"Pertama, niat puasa tidak wajib dibaca dengan lisan, tetapi wajib ditegaskan dalam hati. Dalam mazhab Imam Syafi’i, niat puasa wajib dilakukan setiap hari, baik di waktu malam atau saat sahur," jelasnya.

Menurutnya, dalam mazhab Imam Syafi’i, niat puasa harus dilakukan setiap malam, sedangkan dalam mazhab Imam Malik, niat cukup dilakukan sekali di awal Ramadan untuk satu bulan penuh. Namun, untuk menghindari kelupaan, umat Islam dianjurkan untuk mengulang niat setiap malam.

Lebih lanjut, Kiai Fatihun juga menjelaskan bahwa keutamaan puasa di bulan Ramadan sangat besar.

“Hal ini tercermin dalam hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, di mana Allah SWT berfirman, 'Puasa itu untuk Aku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya, serta setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa',” ungkapnya.

Hadis ini menegaskan bahwa pahala puasa sangat besar, dan hanya Allah yang mengetahui balasannya.

Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkan waktu di bulan Ramadan dengan sebaik-baiknya untuk beribadah, termasuk mengatur waktu tidur agar dapat menjalankan ibadah lain seperti salat Tarawih dan tadarus Al-Qur’an dengan optimal.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: