Jumat, 14 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
04:30
Subuh
04:40
Zuhur
12:02
Ashar
15:10
Magrib
18:06
Isya
19:15

Film Arwah Sinden Selesaikan Produksi dalam 2 Minggu, Angkat Atmosfer Gunung Papandayan

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 13 Maret 2025 | 13:44 WIB
Film horor Arwah Sinden. (Foto/Youtube)
Film horor Arwah Sinden. (Foto/Youtube)

BeritaNasional.com -  Proses produksi film horor Arwah Sinden terbilang sangat cepat dan penuh tantangan bagi para pemainnya.

Film ini dibintangi oleh Ismi Melinda, Ade Kurnia, dan Alexa Wu, yang mengungkapkan bahwa mereka hanya memerlukan waktu sekitar dua Minggu untuk menyelesaikan syuting.

"Produksi kurang lebih dua Minggu sih. Itu termasuk cepat sih kayaknya," ungkap Alexa Wu saat diwawancarai oleh BeritaNasional, Kamis (13/3/2025).

Meski proses produksi tergolong singkat, persiapan lainnya seperti reading dan workshop tetap dilakukan untuk mematangkan persiapan para pemain.

"Kalau dua Minggu, horor cepet sih dan tapi kita juga ada workshop dan reading tentunya, sekitar semingguan. Jadi total tiga Minggu lah ya," jelas Ismi Melinda.

Lokasi syuting pun menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung atmosfer film horor ini. Arwah Sinden memilih Garut, sebuah kota di Jawa Barat yang terkenal dengan pemandangan Gunung Papandayan yang menakjubkan.

"Lokasi syutingnya di Garut. Kita juga agak menyodorkan pemandangan Gunung Papandayan," kata Ade Kurnia.

Garut dipilih sebagai lokasi syuting karena memang memiliki daya tarik tersendiri, yang cocok untuk membangun suasana mencekam yang dibutuhkan dalam film horor.

Sutradara Ubay Fox juga memiliki alasan kuat untuk memilih tempat ini, mengingat pengalaman sebelumnya saat syuting di Garut. "Mas Ubay ini dulu pernah syuting di Garut juga, dan dia punya lokasi-lokasi yang menurut dia menarik dan cocok nih buat Arwah Sinden," ungkap Ade Kurnia.

Dengan semua persiapan dan tantangan yang ada, Arwah Sinden dijadwalkan akan tayang di bioskop pada 13 Maret 2025. Film horor ini diharapkan dapat memberikan pengalaman menegangkan bagi para penonton.

 

Nadira Lathiifahsinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: