Selasa, 25 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Pesaing Erdogan Ditangkap dan Didakwa Korupsi, Picu Gelombang Protes di Turki

Oleh: Tarmizi Hamdi
Minggu, 23 Maret 2025 | 22:30 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) saat bersama Presiden Indonesia Prabowo Subianto. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) saat bersama Presiden Indonesia Prabowo Subianto. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu yang diprediksi menjadi calon presiden oposisi dari Partai Rakyat Republik (CHP) pada pemilihan 2028 telah ditangkap dan didakwa atas tuduhan korupsi.

Dilansir dari BBC News pada Minggu (23/3/2025), penangkapan ini memicu demonstrasi besar-besaran di Turki yang dikecam oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai upaya  mengganggu perdamaian dan memecah belah rakyat. Imamoglu membantah tuduhan tersebut.

"Saya tidak akan pernah tunduk," melalui media sosialnya yang dikutip pada Minggu.

Penangkapannya pada Rabu lalu telah memicu gelombang protes yang menjadi salah satu yang terbesar dalam lebih dari satu dekade.

Pada Sabtu, gas air mata memenuhi udara di luar kantor wali kota di Istanbul, sebelum protes dimulai. Massa yang terus bertambah membuat kondisi sulit bernapas saat peluru gas air mata ditembakkan untuk membubarkan demonstran.

Sambil meneriakkan "hak, hukum, keadilan", orang-orang dari berbagai usia menentang larangan pemerintah terhadap pertemuan untuk memprotes penahanan yang mereka anggap tidak sah.

Seorang wanita muda yang mengenakan masker wajah mengatakan kepada BBC bahwa dia berpartisipasi dalam protes bukan karena alasan politik, tetapi untuk membela demokrasi.

"Saya di sini untuk keadilan, saya di sini untuk kebebasan. Kami adalah orang-orang bebas dan orang-orang Turki tidak dapat menerima ini. Ini bertentangan dengan perilaku dan budaya kami," kata wanita itu.

Seorang ibu yang membawa putranya yang berusia 11 tahun juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang masa depan Turki.

"Semakin hari semakin sulit untuk hidup di Turki. Kami tidak dapat mengendalikan hidup kami sendiri. Kami tidak dapat memilih siapa yang kami inginkan. Tidak ada keadilan yang nyata di sini," paparnya.

Para demonstran merasa tidak nyaman memberikan nama atau menunjukkan wajah mereka. Banyak yang turun ke jalan dengan risiko ditangkap karena mereka memperjuangkan masa depan. Di Ankara dan Izmir, polisi menggunakan meriam air terhadap pengunjuk rasa.

Selama empat malam terakhir, ribuan orang turun ke jalan di seluruh Turki dalam demonstrasi yang sebagian besar berlangsung damai.

Pihak berwenang mencoba meredam demonstrasi dengan larangan empat hari pada semua pertemuan di Istanbul, yang kemudian diperluas ke Ankara dan Izmir.

Polisi anti huru hara berulang kali bentrok dengan pengunjuk rasa dan menembakkan gas merica serta meriam air.

Pihak berwenang Turki mengumumkan bahwa 343 orang ditangkap pada Jumat malam, hari ketiga protes. Imamoglu, yang dipandang sebagai salah satu pesaing politik Erdogan yang paling kuat ditahan sebagai bagian dari penyelidikan yang melibatkan lebih dari 100 orang, termasuk politisi, jurnalis, dan pengusaha.

Sehari sebelum penangkapannya, Universitas Istanbul mengumumkan pencabutan gelar Imamoglu karena dugaan penyimpangan yang dapat menghalangi pencalonannya sebagai presiden. Menurut konstitusi Turki, presiden harus memiliki pendidikan tinggi.

Erdogan telah menjabat selama 22 tahun. Namun, masa jabatannya akan berakhir pada 2028 kecuali konstitusi diubah.

Tokoh oposisi mengeklaim penangkapan itu bermotif politik, tetapi Kementerian Kehakiman membantah tuduhan tersebut dan menegaskan independensi peradilan.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: