Atasi Kekurangan Bibit, BRIN Bentuk Bank Benih Rumput Laut

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Rabu, 09 April 2025 | 20:00 WIB
Ilustrasi rumput laut (Foto/Pixabay)
Ilustrasi rumput laut (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang mengumpulkan semua jenis rumput laut di Indonesia ke dalam bank benih untuk memperbaiki sektor hulu budi daya rumput laut yang kini terkendala kurangnya bibit unggul.

Kepala Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN Fahrurozi mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 900 jenis rumput laut, tetapi hanya ada enam sampai sembilan jenis rumput laut yang bisa dibudidayakan untuk kepentingan komersial.

"Berbagai jenis rumput laut sedang kami koleksi untuk kami usahakan agar bisa dibudidayakan," ujarnya.

Fahrurozi mengatakan, pihaknya sedang meneliti tiga jenis rumput laut yang siap untuk hilirisasi yaitu Caulerpa lentillifera atau Anggur Laut, Ulva lactuca atau Rumput Laut Hijau Pipih, dan genus ganggang merah Halymenia yang bisa menurunkan polusi gas metana.

Rumput laut merah Halymenia secara alami mampu menyerap gas metana yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim. Jenis rumput laut itu bisa digunakan sebagai pakan ternak untuk mengurangi gas metana yang dihasilkan oleh hewan ternak sapi.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN Wahyu Purbiantoro mengungkapkan, selama ini Indonesia mendatangkan bibit rumput laut merah dari Filipina yang sebagian besar bibit itu tidak bisa dikembangbiakkan.

Bibit rumput laut merah yang didatangkan secara impor tersebut tidak dapat dibuahi secara alami, sehingga menyulitkan proses mencari indukan dengan teknik pembibitan menggunakan spora.

BRIN menjadwalkan riset terhadap rumput laut merah pada pertengahan tahun 2025 mendatang. Lokasi bank benih rumput laut ada di kawasan Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN yang terletak di Lombok Utara, NTB.

Wahyu berharap melalui pembentukan bank benih, maka jenis rumput laut merah yang nantinya dapat dikomersialkan bisa terkoreksi, terutama yang dapat ditemukan di alam Indonesia.

"Kami mencoba varietas asli Indonesia yang berasal dari alam. Untuk sementara ini kami mau coba cari di Pulau Lombok dan Sumbawa, tetapi ke depan mungkin area bisa diperluas," katanya.

Sumber: Antarasinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: