Prabowo Tawarkan Strategi Kelola Ketegangan Laut China Selatan dengan Kolaborasi

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 12 April 2025 | 10:00 WIB
Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam sebuah kegiatan. (Foto/BPMI Setpres)
Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam sebuah kegiatan. (Foto/BPMI Setpres)

BeritaNasional.com - Presiden Indonesia Prabowo Subianto memaparkan strategi yang diusulkannya untuk mengelola ketegangan di Laut China Selatan, wilayah perairan yang saat ini menjadi sengketa antara beberapa negara ASEAN dan Tiongkok.

Dalam sesi ADF Talks di Antalya Diplomacy Forum, Turki, Prabowo berbagi pengalaman Indonesia dalam menyelesaikan sengketa batas zona ekonomi eksklusif (ZEE) dengan Vietnam.

"Kami berhasil menyelesaikan masalah (tumpang tindih klaim batas ZEE) dengan Vietnam setelah melewati beberapa dekade klaim dan sanggahan. Beberapa bulan lalu, kami mencapai kesepakatan. Saya juga telah mengusulkan kepada sahabat saya, Perdana Menteri Malaysia (Anwar Ibrahim) untuk menyelesaikan isu yang masih tertunda antara Indonesia dan Malaysia," kata Prabowo dalam sesi tersebut pada Jumat (11/4/2025).

Prabowo menilai bahwa ketegangan di kawasan ini sebagian besar disebabkan oleh masalah batas wilayah dan klaim tumpang tindih di Laut China Selatan, yang menurutnya merupakan warisan dari masa penjajahan.

"Warisan dari penjajahan selama berabad-abad itu masih tersisa seperti batas-batas wilayah yang belum jelas, dan lain sebagainya. Inilah kekacauan yang harus kita benahi sekarang," ujarnya.

Dalam pandangannya, kunci utama untuk mengelola ketegangan di kawasan, termasuk di Laut China Selatan, adalah prinsip saling menghormati dan kerja sama. Prinsip ini juga ia terapkan dalam dialog dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping.

Meskipun Indonesia tidak terlibat langsung dalam sengketa klaim wilayah di Laut China Selatan, Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah tersebut melalui "10 garis putus-putus" (10-dash line), yang terbaru mencakup wilayah Laut Natuna Utara, bagian dari ZEE Indonesia.

"China mengklaim nelayan mereka telah menangkap ikan di wilayah tersebut selama ribuan tahun, dan kami juga mengklaim telah melakukan hal yang sama selama ribuan tahun. Jadi, saya katakan kepada Presiden Xi, mengapa kita tidak melakukan pengembangan bersama?" kata Prabowo.

Prabowo mengusulkan agar kedua negara mendata jumlah kapal yang beroperasi di dekat ZEE Indonesia dan menetapkan aturan bersama yang menguntungkan kedua belah pihak, sesuai dengan hukum internasional. Aturan ini juga bertujuan untuk mencegah penangkapan ikan berlebihan.

"Mari kita buat sistem perizinan agar semua pihak mendapatkan manfaat. Saya katakan kepada semua, 100 persen dari 0 (nol) tetaplah 0. Jadi, lebih baik kita bekerja sama sambil menunggu penyelesaian, dan Presiden Xi menyetujui hal ini dengan cepat," kata Prabowo.

Prabowo juga mengungkapkan bahwa ia telah menawarkan pendekatan serupa kepada Malaysia dan Vietnam.

"Inilah pendekatan saya. Mari kita bekerja sama untuk mencapai kemakmuran bersama. Tiap bangsa, tiap negara, tiap agama di dunia menghendaki hal yang sama, kehidupan, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan. Semua orang menghendaki hal yang paling mendasar, kemakmuran, dan tidak akan ada kemakmuran tanpa perdamaian," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: