Perang Tarif dan Geopolitik Hambat Ekspansi Produsen Mobil China ke Pasar Internasional

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 17 April 2025 | 12:40 WIB
Ilustrasi mobil listrik. (foto/doc. BYD)
Ilustrasi mobil listrik. (foto/doc. BYD)

BeritaNasional.com -  Para produsen mobil China menghadapi dilema besar dalam rencana ekspansi mereka ke pasar internasional.

Rencana mereka untuk membangun fasilitas produksi di luar negeri guna mengatasi dampak tarif yang diberlakukan di pasar AS dan Eropa, kini terhambat oleh pihak berwenang di Beijing.

Pemerintah China menunda persetujuan untuk perusahaan seperti BYD dan Geely Auto untuk memproduksi mobil di Brasil dan Meksiko, dengan alasan kekhawatiran mengenai risiko keamanan dan geopolitik.

Menurut laporan Reuters minggu lalu, pihak berwenang di China mengingatkan para produsen kendaraan listrik (EV) tentang potensi risiko yang muncul akibat kebijakan yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump.

Meskipun konflik tarif saat ini diperkirakan tidak akan menghentikan ekspansi global mereka, Beijing lebih memilih produsen mobil untuk berhati-hati dalam memilih negara tujuan dan bersikap selektif dalam membuat keputusan.

Pendekatan Strategis dalam Ekspansi Global

Cosimo Ries, seorang analis dari Trivium China, berpendapat bahwa meskipun pembuat kebijakan China mendorong ekspansi global, mereka ingin keputusan tersebut diambil dengan cara yang lebih strategis. "Mereka ingin keputusan ini dibuat dengan cara yang lebih selektif, dengan memberikan penghargaan kepada negara-negara yang lebih menguntungkan bagi China dalam konteks geopolitik, serta memberi sanksi kepada negara-negara yang tidak mendukung," ujarnya seperti dikutip dari SCMP, Kamis (17/4/2025).

Intervensi Beijing terhadap rencana Geely dan BYD bukanlah kejadian yang luar biasa. Pada November lalu, Leapmotor membatalkan rencananya untuk memproduksi model EV kedua di pabrik mitranya, Stellantis, di Polandia.

Sebagai gantinya, perusahaan ini memutuskan untuk membangun pabrik di Jerman dan Slovakia setelah China mendesak produsen EV untuk menghentikan investasi di negara-negara yang mendukung tarif tambahan terhadap mobil listrik buatan China.

Selain mempertimbangkan ukuran pasar dan potensi bisnis, produsen mobil China kini juga memperhitungkan faktor diplomasi dan hubungan bilateral dengan negara tujuan ketika memilih lokasi pabrik di luar negeri, menurut Paul Gong, kepala riset otomotif China di UBS Investment Bank.

Kapasitas Produksi dan Risiko Ekspansi yang Terlalu Agresif

Pihak berwenang China juga khawatir bahwa kapasitas produksi yang berlebih di dalam negeri dapat mempengaruhi pasar luar negeri jika ekspansi mereka terlalu agresif. Meskipun mobil listrik buatan China mencakup sekitar 70% dari penjualan global tahun lalu, hanya setengah dari kapasitas produksi EV China yang terpakai, menurut laporan dari Goldman Sachs.

Produsen mobil dari BYD hingga perusahaan start-up Hozon Auto mengoperasikan sekitar 30 pabrik di luar daratan China, dengan total kapasitas tahunan mencapai 2 juta unit di pasar Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Eropa, menurut sebuah studi yang dirilis bulan lalu.

Sementara tarif timbal balik yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump diperkirakan dapat merusak ekonomi di beberapa wilayah ini dan menghalangi konsumen lokal untuk melakukan pembelian, menurut Cui Dongshu, sekretaris jenderal Asosiasi Mobil Penumpang China.

Sebagai pemain terdepan dalam inovasi kendaraan listrik, para produsen mobil China dan pemasok rantai pasokan mereka juga menjadi perhatian pihak berwenang yang khawatir tentang kebocoran teknologi saat mereka mendirikan pabrik di luar negeri.

Rencana BYD untuk membangun pabrik di Meksiko dan diskusi Chery Automobile dengan pemerintah Italia mengenai pendirian pabrik di negara tersebut diperkirakan telah dibekukan sementara akibat intervensi Beijing.

Meskipun rencana ekspansi internasional terhambat, produsen mobil China dan vendor rantai pasokan otomotif diperkirakan akan terus mengikuti rencana go-global mereka, dengan mempromosikan teknologi dan kapasitas produksi EV China di seluruh dunia.

Sementara itu, pasar utama untuk mobil buatan China saat ini meliputi Asia Tenggara, Amerika Latin, Timur Tengah, Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Dalam membangun pabrik di luar negeri, Thailand sering menjadi pilihan pertama, diikuti oleh Brasil dan Hungaria.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: