Mengenal Festival Songkran: Waktu Pelaksanaan, Makna, hingga Sejarahnya

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 19 April 2025 | 05:00 WIB
Ilustrasi anak-anak bermain tembakan air sebagai bagian dari Festival Songkran di Thailand. (Foto/Freepik)
Ilustrasi anak-anak bermain tembakan air sebagai bagian dari Festival Songkran di Thailand. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Selama tiga hari dalam satu tahun, Thailand bertransformasi menjadi perayaan yang meriah dan penuh basah-basahan. 

Namun, festival kuno bernama Songkran ini memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar pesta air yang riuh.

Setiap tahun, pada 13-15 April, masyarakat Thailand di seluruh negeri merayakan Tahun Baru Thailand dan berakhirnya musim panen padi dengan Festival Songkran yang dianggap sebagai perayaan terbesar dan terpenting di negara tersebut. 

Perayaan tahunan ini sarat akan tradisi pemurnian, penghormatan kepada orang tua, dan semangat pembaharuan. 

Meski demikian, bagi para wisatawan, Songkran lebih dikenal sebagai festival perang air yang berlangsung di seluruh penjuru negeri.

"Bagian paling terkenal dari festival ini adalah perang air besar-besaran. Orang-orang dari segala usia turun ke jalan dengan membawa pistol air dan ember." jelas Worapa Angkhasirisap, direktur Otoritas Pariwisata Thailand. 

Fenomena ini sempat terlihat sekilas dalam musim terbaru serial The White Lotus, ketika tiga wisatawan yang tidak menyadari tradisi Songkran tiba-tiba terjebak di tengah perayaan di seluruh kota. 

"Mengapa semua orang membawa senjata itu?" tanya salah satu wanita dengan bingung. Tak lama kemudian, ketiganya dikejar di jalanan oleh anak-anak bersenjatakan pistol air dan para pengunjung yang tersenyum sebelum akhirnya mencari perlindungan di sebuah toko serba ada, basah kuyup dan kebingungan.

Meskipun digambarkan dalam The White Lotus dengan sedikit kebingungan, perang air ini sebenarnya merupakan bagian yang ramah dan menyenangkan dari perayaan yang terbuka untuk diikuti oleh para pengunjung. 

Bahkan, banyak wisatawan yang sengaja datang ke Thailand setiap tahun untuk berpartisipasi dalam perang air terbesar di dunia. 

Namun, popularitas festival modern di kalangan wisatawan internasional ini seringkali menutupi akar budaya Songkran yang mendalam.

Sejarah Festival Songkran

Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti masuk atau bergerak maju, Songkran dirayakan saat Matahari berpindah ke konstelasi Aries, zodiak pertama. 

Beberapa ahli percaya bahwa festival yang diakui UNESCO ini berakar dari festival Hindu kuno bernama Makar Sankranti dan diadopsi oleh Kekaisaran Khmer yang pernah berkuasa di Thailand pada abad ke-11.

Saat ini, Songkran melambangkan awal yang baru, dengan air sebagai simbol pembersihan dari tahun sebelumnya dan pemurnian diri.

Selama tiga hari festival, air beraroma wangi seringkali dituangkan di atas patung Buddha sebagai simbol pembaharuan. 

Masyarakat Thailand juga memiliki tradisi mencuci tangan orang tua mereka dan meminta restu, memercikkan air kepada keluarga dan teman, serta memberikan persembahan ke kuil. 

"Karena sebagian besar orang Thailand menganut agama Buddha, Songkran juga merupakan waktu spiritual," terang Kharitthakorn Sakulsupapong, manajer penjualan dan pemasaran agen perjalanan Tropical Vacation yang berbasis di Thailand.

Meskipun merupakan hari libur nasional selama tiga hari, beberapa komunitas di Thailand, seperti kota resor pantai populer Pattaya, memperpanjang perayaan hingga 10 hari.

Karena bulan April seringkali menjadi bulan terpanas di Thailand, hidangan-hidangan menyegarkan menjadi menu wajib selama Songkran. 

"Karena April adalah puncak musim mangga, Anda akan menemukan banyak nasi ketan mangga, salah satu hidangan penutup paling disukai di Thailand," kata Angkhasirisap yang dilansir dari BBC. 

"Makanan musiman favorit lainnya adalah khao chae, hidangan nasi segar yang direndam dalam air es beraroma melati, disajikan dengan lauk gurih cocok untuk menyejukkan diri di tengah teriknya musim panas," katanya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: