Fakta Menarik Hari Buruh: Dari Aksi Mogok di Chicago hingga Jadi Libur Nasional

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 01 Mei 2025 | 00:08 WIB
Momen buruh melakukan aksi demonstrasi. (BeritaNasional/Oke Atmaja).
Momen buruh melakukan aksi demonstrasi. (BeritaNasional/Oke Atmaja).

BeritaNasional.com -  Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal sebagai May Day. Ini bukan sekadar hari libur biasa, tapi momen penting untuk mengingat perjuangan panjang para pekerja dalam menuntut hak-hak dasar mereka: upah yang layak, jam kerja manusiawi, dan lingkungan kerja yang aman.

Perjalanan panjang Hari Buruh dimulai dari Amerika Serikat pada abad ke-19. Tepatnya pada 1 Mei 1886, ribuan buruh turun ke jalan di Chicago untuk menuntut jam kerja delapan jam per hari.

Aksi ini memuncak beberapa hari kemudian dalam peristiwa Haymarket Affair, yang berujung bentrokan dan memakan korban jiwa. Insiden tersebut menjadi simbol perjuangan kelas pekerja di seluruh dunia.

Lalu pada 1889, Konferensi Sosialis Internasional menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional. Sejak saat itu, berbagai negara mulai merayakan tanggal tersebut sebagai penghormatan terhadap perjuangan para buruh, meskipun uniknya, Amerika Serikat justru memilih merayakan Labor Day pada awal September.

Hari Buruh di Indonesia: Dari Mogok Total ke Libur Nasional

Di Indonesia, semangat perjuangan buruh juga sudah tumbuh sejak masa kolonial. Pada 1916, terjadi pemberontakan besar di Jambi, yang ikut memicu gerakan buruh nasional. Tahun 1918, untuk pertama kalinya, buruh-buruh Indonesia melakukan aksi mogok massal serentak pada 1 Mei yang kemudian dikenang sebagai peringatan Hari Buruh pertama di Asia.

Setelah Indonesia merdeka, Hari Buruh kembali diperingati secara resmi. Salah satu puncaknya terjadi pada 1 Mei 1948 di Yogyakarta, di mana ratusan ribu orang berkumpul dalam peringatan besar yang dihadiri Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Jenderal Soedirman. Lewat Undang-Undang Kerja Nomor 12 Tahun 1948, Soekarno pun mengesahkan Hari Buruh sebagai hari resmi.

Namun, masa Orde Baru mengubah arah. May Day dianggap sebagai gerakan berbau subversif dan komunisme. Aksi-aksi buruh ditekan, dan tanggal 1 Mei tidak lagi dirayakan secara terbuka. Meski begitu, para buruh tidak menyerah. Mereka tetap memperingati Hari Buruh, meski dalam bentuk demonstrasi di jalan.

Baru pada tahun 2009, suasana mulai berubah. Aksi buruh berlangsung lebih damai, dan isu-isu seperti penolakan sistem kerja outsourcing menjadi sorotan utama. Kemudian pada 2013, melalui Keputusan Presiden Nomor 24, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional. Sebuah pengakuan penting terhadap peran buruh dalam membangun negeri.

Kenapa Hari Buruh Masih Penting?

Peringatan Hari Buruh bukan hanya tentang mengenang masa lalu. Ini juga tentang masa kini—dan masa depan. Para pekerja adalah roda penggerak ekonomi. Tapi mereka juga manusia yang butuh dihargai dan dilindungi.

Hari Buruh adalah pengingat bahwa perjuangan belum selesai. Masih ada pekerja yang digaji rendah, jam kerja berlebihan, belum punya perlindungan sosial, atau bahkan kehilangan hak hanya karena status kerja kontrak.

Tema Hari Buruh 2025: Pekerjaan Layak, Hak Terlindungi

Untuk tahun 2025, Hari Buruh mengusung tema besar seputar perlindungan hak pekerja, pentingnya pekerjaan yang layak, dan solidaritas buruh secara global. Intinya: semua pekerja, di mana pun mereka berada, berhak hidup dengan martabat dan keamanan.

Tahun ini, Hari Buruh jatuh pada hari Kamis, 1 Mei 2025. Bukan hanya hari libur, tapi momen refleksi nasional. Bukan hanya milik serikat pekerja, tapi milik semua yang percaya bahwa kerja keras layak dihargai.

 

Muhammad Dzaki Ramadhansinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: