Prabowo dan Presiden Senat Kamboja Berkomitmen Jaga Stabilitas Kawasan

BeritaNasional.com - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Senat Kerajaan Kamboja, Yang Mulia Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen dalam rangkaian kunjungan resminya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (5/5/2025).
Dalam sambutan pengantarnya, Prabowo menyampaikan rasa hormat atas kehadiran Presiden Senat Kerajaan Kamboja di Tanah Air.
"Adalah suatu kehormatan bagi saya atas nama pribadi dan atas nama pemerintah Republik Indonesia untuk menyambut kedatangan Yang Mulia. Saya senang dapat berjumpa kembali dengan Yang Mulia sejak pertemuan kita terakhir di Pnom Penh pada September 2024, sebelum saya dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia," ucapnya di Jakarta pada Senin.
Prabowo memberikan apresiasi tinggi terhadap peran strategis Presiden Senat Hun Sen di kawasan Asia Tenggara.
Presiden Prabowo pun menyambut baik rencana penyampaian pandangan Presiden Senat Hun Sen mengenai proses perdamaian di Kamboja dan peran di Asia Tenggara dalam forum akademik dan regional di Jakarta.
"Saya gembira dan menyambut baik rencana Yang Mulia untuk menyampaikan berbagai pandangan mengenai proses perdamaian di Kamboja dan peran di ASEAN yang akan disampaikan di area School of Government dan di Sekretariat ASEAN," tuturnya.
Presiden Prabowo meyakini bahwa kontribusi dan pemikiran Presiden Senat Hun Sen akan memberi nilai tambah dalam mendorong perdamaian dan kemakmuran kawasan.
“Saya yakin pandangan Yang Mulia akan memperkaya upaya bersama kita untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama di kawasan Asia Tenggara,” tambah Prabowo.
Dalam konteks sejarah dan komitmen Indonesia terhadap perdamaian regional, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tetap memegang teguh prinsip dialog dan rekonsiliasi.
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menekankan bahwa Indonesia akan terus mengutamakan penyelesaian konflik secara damai di setiap peristiwa.
"Sebagai pendukung perdamaian di Kamboja pada tahun 1980-an dan 1990-an, komitmen Indonesia masih tetap teguh. Kami terus akan mengutamakan dialog, rekonsiliasi, dan resolusi konflik di setiap peristiwa, kami akan mengutamakan resolusi konflik secara damai," tandasnya.
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 16 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
EKBIS | 11 jam yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu