Dedi Mulyadi Usulkan Anak Nakal Dibina di Barak Militer, Ini Alasannya

Oleh: Panji Septo R
Kamis, 08 Mei 2025 | 18:17 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com -   Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengaku ingin memberikan pendidikan karakter serta meningkatkan kualitas hidup anak-anak sekolah melalui pembinaan di barak militer.

Menurutnya, ada problematika dalam membangun narasi agar anak-anak muda di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, memiliki kualitas hidup yang lebih disiplin.

“Yang terjadi pada anak-anak di Jawa Barat itu, pola hidup mereka rata-rata tidurnya jam 4 pagi,” ujar Demul sapaan akrab Dedi Mulyadi di Kementerian HAM, Kamis (8/5/2025).

Demul menyebut kebiasaan tersebut muncul karena waktu anak-anak banyak dihabiskan untuk bermain game online, yang berdampak pada kebiasaan membolos sekolah.

“Selain berdampak pada ketidakhadiran di sekolah, mereka juga sering terorganisir secara sistemik melalui kekuatan media sosial, melakukan pertarungan-pertarungan terbuka maupun tertutup,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa perilaku tersebut telah menyebabkan banyak anak terluka, bahkan meninggal dunia. Ia juga menyoroti tingginya angka konsumsi obat-obatan terlarang di kalangan pelajar.

Obat berjenis eksimer, yang dijual seharga Rp 10 ribu per tiga butir, menurutnya telah merusak banyak anak-anak di Jabar. Selain itu, peredaran dan konsumsi minuman keras juga semakin mengkhawatirkan.

“Ini adalah problem yang harus segera diselesaikan. Dan ternyata, persoalan ini tidak bisa diselesaikan hanya melalui pendekatan pendidikan konseling di sekolah,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa persoalan tersebut juga tak bisa ditangani sepenuhnya di lingkungan keluarga, sekolah, bahkan peradilan anak. Karena itu, ia ingin mengubah pola hidup anak-anak tersebut secara menyeluruh.

“Kami menggandeng TNI, karena TNI memiliki pengalaman dalam pendidikan, baik untuk kalangan militer maupun sipil,” lanjutnya.

Demul menjelaskan bahwa banyak pekerja industri juga pernah mendapat pelatihan di Kodam III/Siliwangi, Lembang, untuk membangun kebugaran dan disiplin hidup.

Program itu meliputi pelatihan meninggalkan ponsel, berhenti berkendara secara ugal-ugalan, menghentikan konsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang, serta zat adiktif lainnya.

Selain itu, anak-anak akan diminta untuk tidur lebih awal dan bangun pukul 4 pagi. Mereka juga akan dibiasakan mandi dan menunaikan salat Subuh bagi yang beragama Islam.

“Mereka akan membereskan tempat tidurnya, masuk ke masjid, lalu mendapatkan bimbingan rohani dari kiai yang ditunjuk sebagai konselornya,” ucapnya.

Setelah sarapan dan olahraga pagi, anak-anak akan mengikuti pelajaran sesuai kurikulum sekolah. Demul menyebut pihaknya akan menghadirkan guru untuk memberikan pembelajaran.

“Kami datangkan guru dari berbagai tempat. Setelah itu, mereka salat Zuhur, lalu istirahat. Kemudian, mereka mengikuti program pengembangan minat dan bakat lewat kegiatan olahraga,” jelasnya.

Demul mengaku telah berkonsultasi dengan Menteri HAM Natalius Pigai terkait program ini, dan menurutnya tidak ada pelanggaran terhadap hak-hak anak.

Sementara itu, Pigai menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyatakan sudah mendapat banyak informasi langsung dari Gubernur Jabar.

“Kami menyambut positif, dan kami sudah mendapat banyak informasi mengenai apa yang telah dan akan dilakukan ke depan,” kata Pigai.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: