Kacang Koro Dinilai Berpotensi Gantikan Kedelai

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Minggu, 11 Mei 2025 | 04:00 WIB
Kacang koro (Foto/Freepik)
Kacang koro (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Elly Purwanti mengatkan, kacang koro cukup potensial sebagai alternatif pengganti kedelai.

Dalam pidato ilmiahnya sebagai Guru Besar Ilmu Pendidikan Biologi UMM, Prof Elly menjelaskan, kacang koro merupakan salah satu pangan fungsional yang berbasis keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.

"Kacang koro menjadi salah satu kekayaan hayati Indonesia yang memiliki potensi besar untuk mendukung keberlanjutan dan ketahanan pangan nasional. Lebih dari itu, kacang koro dapat digunakan sebagai alternatif pengganti kedelai," kata Prof Elly.

Menurutnya, kacang koro tidak hanya menawarkan keunggulan agronomis dan nilai gizi tinggi, namun juga nilai bioaktif yang dapat digunakan untuk pengembangan berbagai produk pangan yang fungsional.

Produk pangan fungsional yang ada di Indonesia beraneka ragam, umumnya aneka kacang lokal menjadi sumber pangan penting masyarakat bagi kehidupan di masa depan.

Koro, seperti Cajanus cajan (koro gude) dan Canavalia ensiformis (koro pedang), memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional Indonesia. Kedua spesies ini sangat adaptif terhadap lingkungan tropis Indonesia, tumbuh subur di lahan marginal dan kurang subur, serta tahan terhadap kekeringan dan serangan penyakit.

"Kacang koro juga dikenal efisien dalam penggunaan air, lahan, dan energi, menjadikannya opsi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan sumber protein hewani,” tambahnya.

Dengan kandungan protein yang tinggi, kacang koro dapat menjadi alternatif yang baik untuk tempe dan tahu, serta berpotensi mengurangi ketergantungan pada impor kedelai.

"Dengan pemanfaatan dan pengembangan yang tepat, kacang koro dapat menjadi solusi strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia, khususnya dalam menghadapi tantangan, seperti perubahan iklim dan pertumbuhan populasi," katanya.

Sumber: Antara
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: