Diaspora Indonesia di Australia Dorong Peningkatan Ekspor, Ini Sektor yang Prospektif

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 10 Mei 2025 | 23:41 WIB
Ilustrasi eksport - Import. (Foto/Freepik)
Ilustrasi eksport - Import. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com -  Indonesia memiliki peluang besar dalam meningkatkan ekspor ke Australia, salah satunya didorong oleh sekitar 120 ribu diaspora Indonesia yang tinggal di negara tersebut.

Kehadiran diaspora ini sangat strategis, mengingat mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang pasar Australia dan dapat menjadi mitra potensial bagi pelaku usaha Indonesia yang ingin melebarkan sayap ekspor.

Agung Haris Setiawan, Atase Perdagangan Canberra, menyampaikan bahwa pada 2024, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Australia mencapai USD 13,474 miliar, dengan Indonesia mengekspor barang senilai USD 5,59 miliar ke Australia.

Beberapa komoditas utama ekspor Indonesia ke Australia antara lain mesin dan peralatan mekanik (HS84) senilai USD 1,203 miliar, produk besi dan baja (HS85) senilai USD 789,87 juta, mesin listrik (HS85) senilai USD 400,40 juta, minyak dan gas (HS87) senilai USD 258,03 juta, serta pupuk (HS31) senilai USD 200,79 juta.

“Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia ke Australia yang mencapai 60,58% sepanjang 2024 sangat signifikan. Hal ini juga berhasil mengurangi defisit perdagangan Indonesia dengan Australia hingga 30% dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Haris, dalam acara Market Brief dan Pitching Pasar Australia dan New Zealand, yang diinisiasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), bersama Atase Perdagangan Canberra, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, dan Export Expert Indonesia, di Jakarta beberapa waktu lalu, dikutip dalam keterangannya, Sabtu (10/5/2025).

Haris juga menyoroti bahwa sektor makanan dan minuman memiliki potensi ekspor yang sangat besar, dengan nilai ekspor pada tahun 2024 mencapai USD 160,5 juta.

Bagi eksportir makanan dan minuman Indonesia, pameran seperti Good Food and Wine Show dan Fine Food Australia bisa menjadi kesempatan emas. Pameran-pameran ini dihadiri oleh lebih dari 300 produsen dari 20 negara dengan potensi transaksi mencapai lebih dari USD 100 juta.

“Untuk bisa sukses di pasar Australia, eksportir makanan dan minuman Indonesia disarankan untuk mengikuti tren makanan sehat, seperti produk rendah gula dan berbasis tanaman. Selain itu, pastikan produk memenuhi standar Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) sejak awal. Produk juga perlu memiliki cerita yang menarik, bahan berkualitas, dan nilai budaya yang kuat,” ujar Haris.

Di sisi lain, Fikrie Aldjoeffry dari Export Expert Indonesia menambahkan bahwa bumbu masak Indonesia juga memiliki peluang besar di pasar Australia. Konsumen di sana kini lebih mengutamakan bumbu alami yang praktis dan bebas bahan sintetis.

“Tren global dalam kuliner dan masakan etnik mendorong permintaan terhadap bumbu otentik. Indonesia memiliki peluang besar untuk memenuhi permintaan tersebut. Komunitas Indonesia yang berkembang di Australia juga dapat berperan sebagai katalisator promosi alami untuk produk-produk bumbu tradisional Indonesia,” jelas Fikrie.

Produk dekorasi rumah berbahan rotan juga semakin digemari oleh konsumen Australia karena desain yang beragam, bahan yang berkualitas, serta perhatian pada keberlanjutan. Ekspor produk dekorasi rumah Indonesia dalam lima tahun terakhir (2018-2022) meningkat sebesar 13,98%, sedangkan ekspor furnitur meningkat 11,67%.

“Untuk menarik perhatian pembeli di Australia, desain produk home decor sebaiknya minimalis dengan fokus pada keberlanjutan. Warna lembut dan netral akan memberikan fleksibilitas dalam desain interior. Sentuhan personal atau produk handmade yang unik juga bisa memberikan nilai lebih,” tambah Haris.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: