Kemenag Jamin Jemaah Haji Belum Terima Kartu Nusuk Bisa Ibadah di Masjidilharam

BeritaNasional.com - Kementerian Agama (Kemenag) menjamin jemaah haji Indonesia tetap bisa melaksanakan ibadah di Masjidilharam meskipun belum menerima kartu nusuk.
Diketahui, nusuk merupakan kartu pintar yang diterbitkan oleh pemerintah Arab Saudi sebagai identitas resmi jemaah haji.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Muchlis Hanafi menjelaskan idealnya kartu nusuk diserahkan kepada jemaah dalam waktu 1 x 24 jam setelah kedatangan di Arab Saudi.
Namun, ia mengakui adanya berbagai kendala di lapangan yang menyebabkan keterlambatan.
"Sebenarnya, ketentuannya itu harus diserahkan kepada jemaah 1 x 24 jam sejak ketibaan di Arab Saudi. Namun, dalam praktiknya, ada banyak kendala," kata Muchlis dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Senin (12/5/2025).
Muchlis menuturkan tanggung jawab penerbitan dan penyerahan kartu nusuk berada pada syarikah atau perusahaan layanan haji yang telah ditunjuk. Kemenag sendiri telah bekerja sama dengan delapan syarikah untuk melayani jemaah haji dari Indonesia.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan pihak syarikah telah menyiapkan langkah antisipasi terkait potensi keterlambatan penerbitan kartu Nusuk. Salah satunya, memberikan identitas cadangan kepada jemaah.
"Ada sejumlah kendala, sehingga sampai masuk ke Makkah ada jemaah yang belum mendapat Nusuknya dan ini tanggung jawab syarikah. Backup-nya syarikah memberikan kartu identitas juga," jelasnya.
Karena itu, Muchlis mengimbau jemaah tetap tenang meskipun belum memegang kartu Nusuk. Kemenag terus berkoordinasi dengan pihak syarikah agar kartu nusuk dapat segera diserahkan kepada jemaah begitu diterbitkan oleh sistem di Arab Saudi.
"Jamaah kita juga ada identitas dari Kementerian Agama, dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang biasa dikalungkan oleh jemaah kita, itu juga bisa membackup ya, bahwa ini adalah jemaah haji," imbuhnya.
Muchlis memastikan bahwa jemaah calon haji Indonesia yang telah tiba di Makkah tetap dapat menjalankan ibadah di Masjidil Haram. Pihak syarikah akan mendampingi jemaah yang hanya memiliki identitas cadangan agar tetap bisa masuk ke dalam Masjidil Haram.
"Jadi, agar tetap tenang, apalagi kalau fokus ibadah dari hotel ke Masjidil Haram. Kalau mau melipir belanja masih aman lah, asal jangan ke Jeddah. Itu masih rawan kalau ke luar kota, perhajian itu masih tetap harus Nusuk ya," tuturnya.
Pemerintah Arab Saudi sendiri menerapkan penjagaan ketat di Makkah, terutama di area sekitar Masjidil Haram.
Petugas keamanan Masjidilharam (Askar) mengatur alur masuk bagi para jemaah. Biasanya, jemaah yang hendak masuk harus menunjukkan kartu Nusuk atau visa haji resmi yang diterbitkan oleh Saudi kepada Askar yang berjaga di pos masuk.
Tanpa kedua dokumen tersebut, jemaah bisa dilarang masuk. Pemeriksaan acak juga dilakukan oleh polisi di jalanan sekitar Masjidil Haram, di mana kendaraan yang mengangkut jemaah haji dapat dihentikan dan diminta menunjukkan Nusuk atau visa haji.
Jika tidak dapat menunjukkannya, jemaah berpotensi dikenai sanksi berat dari pemerintah Saudi.
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 17 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu