Insiden Ledakan di Garut, Komisi I DPR Desak Evaluasi Prosedur Pemusnahan Amunisi

Oleh: Ahda Bayhaqi
Senin, 12 Mei 2025 | 20:32 WIB
Suasana Gedung DPR dilihat dari atas. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Suasana Gedung DPR dilihat dari atas. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com -  Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono menilai perlu ada evaluasi menyeluruh terkait prosedur pemusnahan amunisi. Tujuannya, insiden ledakan amunisi di Garut tidak terulang.

"Kejadian ini menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang," ujarnya kepada wartawan pada Senin (12/5/2025).

Dave meminta TNI melakukan investigasi untuk memastikan standar operasional telah dijalankan dengan baik. Ia juga mendorong revisi kebijakan pemusnahan amunisi agar peristiwa serupa tidak terulang.

"Saya meminta untuk TNI melakukan investigasi yang mendalam guna memastikan apakah standar operasional telah dijalankan dengan benar, dan mendorong revisi kebijakan pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," katanya.

Pemerintah dan TNI diminta melakukan pengawasan, audit prosedur keamanan, dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi pemusnahan.

"Rekomendasi kepada pemerintah dan TNI yang diberikan mencakup peningkatan pengawasan, audit prosedur keamanan, sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi pemusnahan, serta pemberian santunan bagi keluarga korban. Diharapkan pemerintah dan TNI segera mengambil langkah konkret guna memastikan keamanan masyarakat ke depan," ujar Dave.

Sebelumnya, TNI Angkatan Darat (AD) telah mengkonfirmasi total 13 korban meninggal dunia akibat insiden ledakan saat pemusnahan amunisi di Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025).

Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengatakan kepastian korban itu didapat setelah petugas menyisir lokasi dari ledakan yang terjadi ketika petugas menyusun detonator peledak.

“Secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia,” kata Wahyu dalam keteranganya.

Diketahui, 13 korban meninggal, empat di antaranya merupakan prajurit TNI, yakni Kepala Seksi Administrasi Pergudangan gudang Pusat Munisi 3 Pusat Peralatan TNI AD, Kolonel Antonius Hermawan; Mayor Anda Rohanda; Kopda Eri Dwi Priambodo; dan Pratu Aprio Setiawan.

Kemudian,sisanya korban dari masyarakat sipil, di antaranya; Iyus Ibing; Erus Setiawan; Iyus (Cimerak); A Toto; Endang; Ipan; Anwar; Agus Jebrag; dan Dadang (Karang Taruna).

“Saat ini semua korban yang meninggal dunia sudah dievakuasi ke RSUD untuk dilakukan tindakan selanjutnya,” ujarnya.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: