Program Ketahanan Pangan PDIP Sejalan dengan Presiden Prabowo Subianto

Oleh: Ahda Bayhaqi
Minggu, 18 Mei 2025 | 18:30 WIB
Ketua DPP PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. (BeritaNasional/Ahda)
Ketua DPP PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. (BeritaNasional/Ahda)

BeritaNasional.com - Ketahanan pangan menjadi salah satu topik yang dibahas dalam pembekalan kepala daerah PDI Perjuangan. Ketua DPP PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mengakui program pangan PDIP dan Presiden Prabowo Subianto sejalan.

"Kalau bicara program-program yang ada di pusat kita bicara ketahanan pangan, kita bicara daulat pangan," ujar Ganjar ditemui usai pembekalan kepala daerah di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Minggu (18/5/2025).

Ganjar mengatakan, dalam pembekalan kepala daerah ini sudah dipetakan mana saja daerah yang memiliki potensi pangan yang bagus. Misalnya di Ngawi yang bisa memproduksi beras 7,2 ton per hektar. DPP PDIP siap membantu secara teknis dengan menggandeng BRIN.

Secara khusus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga bicara potensi laut dan juga memerintahkan kader PDIP menanam 10 tanaman pendamping beras.

"Ibu menambahkan bahwa tidak hanya padi jagung kedele saja tapi kita juga sudah bicara potensi di laut bagaimana 10 tanaman pendamping beras atau padi," ujar Ganjar.

"Nah yang gini-gini inikan ideologis buat kita jadi contoh bagaimana program kita di kepala daerah juga bersinggungan dengan program presiden," sambungnya.

Di satu sisi, PDIP juga melihat ada program yang tidak cocok seperti terkait Koperasi Merah Putih. PDIP siap mengkritisi rencana program tersebut dengan mengexercise terhadap program Koperasi Merah Putih.

"Kita langsung siap, bagaimana BUMDES bagaimana pengalaman KUD, bagaimana pengalaman KUD, nanti koperasinya akan bergerak dalam bidang apa, risiko-risiko yang ada apa, kita cepat. Kita sudah ada konsepnya, sehingga sebagai partner pun kita akan bisa menyandingkan. Sehingga ketika nanti harus ada check and balance kita akan memberikan. Jadi tidak asal setuju tapi juga tidak asal tolak," ujar Ganjar.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: