BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem dan Banjir di Malut hingga 15 Juni

BeritaNasional.com - Warga Maluku Utara (Malut) diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem dan potensi banjir yang diperkirakan melanda wilayah ini hingga 15 Juni 2025.
Peringatan ini dikeluarkan setelah BMKG mendeteksi adanya fenomena atmosfer yang tidak biasa.
"Berdasarkan hasil pemantauan terkini, terdeteksi adanya pola siklonik di wilayah Papua serta pertemuan massa udara di sekitar Maluku Utara. Fenomena ini diperkuat oleh aktivitas gelombang Kelvin yang turut memicu peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah tersebut," ungkap Kepala Stasiun BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate Sakimin yang dikutip dari Antaranews pada Selasa (10/6/2025).
Kondisi atmosfer yang labil ini diprediksi bakal mengakibatkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai ringan hingga lebat, dan dapat terjadi kapan saja: pagi, siang, sore, malam, hingga dini hari.
Sakimin menuturkan bahwa masyarakat dan pemerintah daerah perlu sangat mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi yang bisa timbul akibat cuaca ekstrem ini.
Jenis bencana yang diwaspadai meliputi banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, hingga angin kencang.
BMKG juga memerinci wilayah terdampak dan perkiraan periode hujan lebat:
9–10 Juni 2025: Hujan intensitas sedang hingga lebat di sebagian Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Pulau Taliabu, Kepulauan Sula, dan sekitarnya.
11–12 Juni 2025: Hujan intensitas sedang hingga lebat meliputi sebagian Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate, Halmahera Tengah, Pulau Taliabu, dan sekitarnya.
13–15 Juni 2025: Hujan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan akan meluas dan mencakup sebagian besar wilayah Malut, termasuk Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Pulau Taliabu, Kepulauan Sula, dan sekitarnya.
Menanggapi situasi ini, BMKG mendesak semua pihak terkait untuk segera mengambil langkah-langkah mitigasi guna meminimalkan risiko bencana.
Pemerintah daerah diimbau untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan sistem pengelolaan air agar mampu menghadapi lonjakan curah hujan. Koordinasi lintas sektor dan sinergi antarinstansi juga perlu ditingkatkan untuk memperkuat kesiapsiagaan.
Secara khusus, BMKG mengingatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, dan Direktorat Lalu Lintas Polda Maluku Utara untuk menjaga masyarakat dari aktivitas di zona rawan longsor, banjir, dan banjir bandang selama periode cuaca ekstrem.
Masyarakat juga didorong untuk proaktif mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing dan melakukan tindakan preventif, seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan secara gotong royong, serta menata saluran drainase dan permukiman.
BMKG juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk selalu mengikuti informasi cuaca resmi dari Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.
Sakimin menekankan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam menghadapi bencana hidrometeorologi di tengah ancaman cuaca ekstrem ini.
"Kami berharap seluruh pihak dapat bekerja sama dan terus siaga, demi keselamatan dan keamanan masyarakat di wilayah Maluku Utara," tandasnya.
POLITIK | 2 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 1 hari yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
DUNIA | 23 jam yang lalu