Pesan E-Mail Teror Bom Saudia Airlines Diduga dari Orang India, Densus 88 Polri Turun Tangan

Oleh: Bachtiarudin Alam
Rabu, 18 Juni 2025 | 14:29 WIB
Gedung Bareskrim Polri. (Foto/Humas Polri)
Gedung Bareskrim Polri. (Foto/Humas Polri)

BeritaNasional.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri turut ikut mendalami teror bom yang sempat disematkan kepada Pesawat Saudia Airlines SV 5276 yang kala itu membawa para jemaah haji.

Hal tersebut disampaikan PPID Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana. Dia mengatakan pihaknya terlibat untuk berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan ancaman tidak berkembang menjadi sesuatu yang berbahaya. 

“Kita dari awal telah merespons itu dengan pengembangan, tapi sampai sekarang belum ditemukan (bom),” kata Mayndra saat dihubungi pada Rabu (18/6/2025).

Sebab, lanjut Mayndra, adanya ancaman tersebut berasal dari luar negeri dengan bahasa asing yang diterima petugas. Jadi, pendalaman masih terus dilakukan dan berkoordinasi dengan pihak Arab Saudi.

Sebagaimana informasi dihimpun, pesan dimaksud bertuliskan bahasa inggris yang dikirim dari Mumbai, India, yang pada intinya menebar teror pesawat akan diledakkan saat landing di Jakarta.

“Iya, itu dari e-mail kita melihat apakah ada ancaman potensi dari dalam negeri. Apakah ancaman dari luar negeri, kita juga berkoordinasi dengan otoritas dari Saudi,” ujarnya. 

“Karena kan objek yang diancam itu asetnya Saudi yang ada di İndonesia. Karena Saudia Airlines kan punya Saudi ya. Bahwa itu adalah benar, bahwa maskapai itu diancam,” paparnya.

Kendati demikian, Mayndra belum bisa berbicara lebih lanjut perihal ancaman yang dikirim melalui e-mail tersebut. Sebab, pihaknya masih terus melakukan koordinasi di dalam maupun luar negeri untuk mereduksi ancaman tersebut.

“Sampai sekarang belum ada (ditemukan bom). Kami juga masih koordinasi dengan antarnegara,” ucapnya.

Perihal pihak yang menyebar teror tersebut juga disuarakan Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman yang meminta pelaku ancaman bom Saudia Airlines SV 5276 segera dikejar.

"Lalu, juga tindak lanjutnya Bareskrim, saya dengar sudah langsung terdeteksi pelakunya kalau nggak salah dari India," ujar Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Habiburokhman mengatakan Indonesia memiliki hubungan kerja sama dengan interpol. Ia yakin pelaku bisa dikejar meski berada di India.

"Tapi kan tentu kita punya hubungan kerja sama dengan Interpol untuk ditindaklanjuti maksimal, jadi enggak bisa dianggap remeh," ujarnya.

Menurut Habiburokhman kasus ancaman bom ini tidak bisa diremehkan. Karena sudah masuk perbuatan teror.

"Walaupun enggak ada bom nya, itu sudah memasuki perbuatan teror, jadi harus diusut tuntas siapa yang mengirim email dan segala macam harus kita kejar," tegasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: