Jumlah Kecelakaan Meningkat, Komisi III DPR Soroti Fenomena SIM Tembak

BeritaNasional.com - Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil menyoroti tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Menurut Nasir, masih banyak pengendara yang tidak tertib berlalu lintas. Ditambah, masih ada fenomena SIM tembak.
Karena itu, Nasir mendorong Korlantas Polri melakukan transformasi digital untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih tertib dan efektif.
"Untuk melihat kualitas suatu negara, lihatlah bagaimana mereka di jalan. Kalau lalu lintasnya tertib, pengendara disiplin, itu cerminan negara yang berkualitas. Sayangnya di negeri ini, masih banyak yang memilih jalan pintas, tidak tertib, bahkan ada istilah ‘SIM tembak’," ujar Nasir saat diskusi Dialektika Demokrasi Dengan tema "Transformasi Digital Korlantas: Menjawab Tantangan Pelayanan Modern untuk Masyarakat" di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/6/2025).
Mengutip data Korlantas Polri, jumlah kecelakaan lalu lintas meningkatkan pada 2025. Menurut Nasir, peningkatan kecelakaan hampir delapan kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
"Data menyebutkan kecelakaan lalu lintas pada 2024 meningkat nyaris delapan kali lipat. Ini harus menjadi perhatian serius. Jangan sampai kita mengalami ‘kecelakaan kebijakan’ karena abai terhadap kondisi di lapangan," ujarnya.
Nasir mendorong Korlantas Polri melakukan transformasi digital dan konsep Police Point Zero sebagai bentuk pelayanan prima kepada masyarakat.
Digitalisasi di bidang lalu lintas tidak hanya efisien, tetapi juga meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
"Transformasi digital penting untuk membentuk wajah baru kepolisian lalu lintas. Kalau rupanya buruk, bukan hanya cermin kita yang retak, tapi juga bisa merusak cermin orang lain. Maka, perlu perubahan yang sungguh-sungguh untuk menghadirkan layanan yang lebih baik," ujar Nasir.
Selain itu, faktor kecelakaan disebabkan kondisi lalu lintas di Indonesia. Mulai peningkatan jumlah kendaraan, minim infrastruktur jalan, sampai kurangnya koordinasi antarinstansi dalam pembangunan dan perbaikan jalan.
"Ruas jalan tidak bertambah signifikan, tapi kendaraan bermotor terus masuk. Itu karena ada ‘cuan’ di baliknya. Pemerintah perlu berpikir ulang soal kebijakan industri otomotif dan perencanaan infrastruktur," ujar Nasir.
Menurut politikus PKS ini, kerja sama lintas sektor penting dalam mengatasi persoalan lalu lintas.
Contohnya, kondisi jalan yang rusak akibat proyek galian yang tidak diperbaiki menyebabkan potensi kecelakaan meningkat.
"Kita butuh kerja sama, bukan hanya sama-sama kerja. Jalan digali, ditimbun asal-asalan, malam-malam bisa jadi jebakan. Ini semua memperburuk kualitas keselamatan di jalan," ujar Nasir.
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 22 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu