Hasil Penulisan Sejarah Bakal Diuji Publik, Fadli Zon: Jangan Hakimi yang Belum Ada

Oleh: Ahda Bayhaqi
Rabu, 02 Juli 2025 | 16:34 WIB
Menbud Fadli Zon saat diwawancarai di Gedung DPR. (BeritaNasional/Ahda Bayhaqi)
Menbud Fadli Zon saat diwawancarai di Gedung DPR. (BeritaNasional/Ahda Bayhaqi)

BeritaNasional.com -  Menteri Kebudayaan Fadli Zon meminta semua pihak untuk tidak langsung menghakimi proses penulisan ulang sejarah Indonesia.

Sebab, sampai saat ini, penulisan sejarah tersebut masih belum selesai. Ia menyampaikan bahwa akan ada uji publik terhadap hasil dari penulisan ulang sejarah ini.

"Jadi nggak ada masalah kita uji publik, kan, memang rencananya begitu. Jadi lihat dulu hasilnya, jangan kita menghakimi sesuatu yang belum ada," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).

Uji publik ini dimaksudkan untuk menerima masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan terkait penulisan sejarah.

"Untuk mendapatkan masukan, tentu. Untuk mendapatkan masukan-masukan dari berbagai pemangku kepentingan sejarah," katanya.

Fadli meminta semua pihak yang mengkritisi penulisan sejarah ini untuk memberikan waktu kepada sejarawan yang sedang bekerja.

"Kita lihat dulu, kan, namanya sedang ditulis oleh para sejarawan profesional, dan kita seperti bagaimana tadi, mungkin saudara-saudara mendengarkan juga tadi apa yang saya sampaikan kita mengupdate banyak hal yang sebelumnya tidak ditulis," kata politikus Partai Gerindra ini.

Penulisan sejarah ini juga hanya mencakup garis besar, tidak secara detil. Kata Fadli, jika ingin sejarah yang lebih detil, sebaiknya menulis sejarah sendiri.

Penulisan sejarah ini dianggap penting karena sudah lama tidak ada penulisan sejarah Indonesia oleh pemerintah.

"Jadi nggak ada yang aneh-aneh menurut saya. Nanti kalau ada, di situlah ruang bagi para sejarawan dan intelektual untuk menulis, mengkaji, dan perspektifnya bisa berbeda-beda antara sejarawan Belanda dengan sejarawan Indonesia saja sudah beda. Antara sejarawan dari perguruan tinggi A dengan perguruan tinggi B juga bisa berbeda. Yang kita tulis ini adalah secara umum untuk mengisi kekosongan 26 tahun kita tidak menulis sejarah," tegas Fadli.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: