Berapa Lama Efek Alkohol di Tubuh?

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Sabtu, 05 Juli 2025 | 01:00 WIB
Minuman beralkohol (Foto/Pixabay)
Minuman beralkohol (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Bagi sebagian orang, minuman beralkohol kerap dianggap sebagai penghilang penat atau sarana bersosialisasi. Namun, tahukah Anda bahwa alkohol yang masuk ke dalam tubuh tidak serta-merta hilang begitu saja.

Proses penyerapan dan pembuangan alkohol oleh tubuh memerlukan waktu yang tidak singkat, bahkan efeknya dapat bertahan hingga berhari-hari tergantung kondisi individu dan metode pemeriksaannya.

Bagaimana alkohol diserap oleh tubuh

Berbeda dengan makanan atau minuman lain, alkohol tidak melalui proses pencernaan yang rumit. Begitu diminum, sekitar 20 persen kandungan alkohol langsung diserap ke dalam pembuluh darah melalui lambung. Sementara itu, 80 persen sisanya masuk ke usus halus, kemudian beredar ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan cepat mencapai otak.

Lalu, muncul berbagai efek yang sering dirasakan, mulai dari rasa hangat, pusing, hingga mabuk.

Tubuh manusia memecah alkohol dengan kecepatan rata-rata 20 mg/dL per jam. Artinya, jika kadar alkohol dalam darah seseorang mencapai 40 mg/dL, maka tubuh memerlukan waktu sekitar dua jam untuk memproses dan mengurainya. Meski demikian, tubuh menyerap alkohol jauh lebih cepat daripada kemampuannya untuk membuangnya. Rata-rata, tubuh hanya bisa mengurangi kadar alkohol sekitar 0,016 persen setiap jam.

Sebagai ilustrasi, seseorang dengan berat badan 68 kilogram yang meminum satu gelas alkohol akan mengalami peningkatan kadar alkohol dalam darah sekitar 0,02 persen. Sementara kemampuan tubuhnya untuk membersihkan alkohol hanya 0,016 persen per jam. 

Akibatnya, konsumsi alkohol berlebihan atau berulang dalam waktu singkat membuat kadar alkohol menumpuk di dalam tubuh.

Rentang waktu alkohol terdeteksi dalam tubuh

Lama efek alkohol berada dalam tubuh juga dapat diukur melalui beberapa jenis tes. Berikut perkiraan rentang waktunya:

1. Dalam darah
Alkohol dapat terdeteksi melalui tes darah hingga 12 jam setelah seseorang minum minuman beralkohol. Biasanya, tes ini dilakukan di laboratorium untuk mengetahui kadar alkohol dalam darah secara akurat.

2. Dalam napas
Tes napas atau breathalyzer banyak digunakan aparat penegak hukum untuk mendeteksi konsumsi alkohol. Alkohol dapat terdeteksi dalam napas hingga 24 jam setelah minum.

3. Dalam urine
Melalui metode tradisional, alkohol bisa terdeteksi dalam urine hingga 10–12 jam. Namun, dengan tes etil glukuronida (EtG), metabolit alkohol dapat terdeteksi lebih lama, yakni hingga 3–5 hari.

4. Dalam air liur
Tes air liur juga dapat digunakan untuk mendeteksi jejak alkohol. Alkohol umumnya masih terdeteksi dalam air liur selama 1–5 hari setelah konsumsi.

5. Dalam rambut
Yang paling menarik, alkohol bahkan dapat terdeteksi dalam folikel rambut hingga 90 hari setelah seseorang mengonsumsi minuman beralkohol. Namun, metode ini umumnya digunakan untuk mendeteksi pola konsumsi jangka panjang.

Faktor yang mempengaruhi lamanya deteksi alkohol​​

Perlu diingat, setiap orang memiliki respons tubuh yang berbeda-beda terhadap alkohol. Faktor seperti berat badan, usia, jenis kelamin, kondisi hati, hingga seberapa cepat metabolisme tubuh bekerja dapat mempengaruhi lamanya alkohol bertahan dalam sistem tubuh. Selain itu, jenis minuman, kadar alkohol, dan jumlah asupan juga turut menentukan kadar alkohol dalam darah.

Alkohol memang cepat diserap oleh tubuh, tetapi memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk dikeluarkan sepenuhnya. Efeknya bisa bertahan hingga 24 jam atau lebih, tergantung seberapa banyak dikonsumsi dan bagaimana kondisi tubuh seseorang. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk bijak dalam mengonsumsi alkohol, mengingat risiko kesehatan dan dampak hukum yang mungkin ditimbulkan.

Sumber: Antara


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: