Kakorlantas Luncurkan Tagline Baru: Senyum Polisi Marka Utama Lalu Lintas

Oleh: Lydia Fransisca
Sabtu, 05 Juli 2025 | 15:10 WIB
Kendaraan parkir di badan Jalan Pramuka, Jakarta, Rabu (25/6/2025).(Beritanasional.com/Oke Atmaja)
Kendaraan parkir di badan Jalan Pramuka, Jakarta, Rabu (25/6/2025).(Beritanasional.com/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com -  Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho, menegaskan bahwa senyum petugas merupakan elemen penting dalam menciptakan keamanan dan ketertiban berlalu lintas.

Ia menyebut, senyum polisi bukan hanya simbol keramahan, melainkan bagian dari reformasi pelayanan publik yang humanis dan beretika.

Hal itu disampaikan Agus dalam diskusi publik bersama Rocky Gerung di Gedung Korlantas Polri, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Jumat (4/7/2025).

Dalam diskusi bertajuk Etika dan Kemanusiaan dalam Lalu Lintas tersebut, Agus meluncurkan tagline baru, yakni "Senyum Polisi adalah Marka Utama Lalu Lintas."

"Senyum bukan hanya soal keramahan, tetapi bentuk nyata kepedulian, bahwa polisi hadir untuk melindungi dan mengayomi, bukan sekadar menegakkan aturan," kata Agus dalam keterangannya, Sabtu (5/7/2025).

Agus berujar, sikap ramah petugas menjadi cerminan nilai-nilai Presisi yang harus ditunjukkan melalui interaksi dengan masyarakat, khususnya di jalan raya.

Menurut Agus, kehadiran polisi harus menjadi penanda rasa aman dan mengedepankan pendekatan persuasif.

Korlantas Polri juga mendorong agar kesadaran kolektif terhadap keselamatan berlalu lintas dibangun melalui etika, empati, dan rasa saling menghormati di jalan.

Senyum petugas disebut menjadi sinyal awal bahwa jalan raya adalah ruang hidup bersama yang perlu dijaga.

Lebih lanjut, diskusi ini juga menghadirkan pandangan dari Rocky Gerung, salah satunya mengenai budaya amuck yang disebut masih mendominasi perilaku lalu lintas di Indonesia.

Rocky menilai ledakan emosi massal yang spontan dan tidak rasional kerap menyebabkan kekacauan di jalan.

"Karakter lalu lintas Indonesia masih dipengaruhi pola budaya amuck, sebuah istilah Melayu yang menggambarkan ledakan emosi massal yang spontan dan tak rasional. Mentalitas ini menciptakan situasi yang chaotic, kacau, tak teratur, dan sulit dikendalikan," ujar Rocky.

Rocky juga menyoroti jalan raya sebagai ruang pertemuan nilai dan kepentingan, serta menyebut kendaraan pribadi telah menjadi simbol ego dan status sosial.

"Mobil menyatu dengan diri pemiliknya. Di jalan, ia bukan sekadar benda, tapi subjek yang bersaing," tambahnya.

Ia menegaskan bahwa wajah peradaban bangsa tercermin dalam perilaku lalu lintas. Penataan sistem transportasi, menurutnya, tidak cukup dengan rambu dan sanksi hukum, melainkan harus dilengkapi pemahaman akan nilai-nilai kemanusiaan dan budaya.

"Jika ingin tahu siapa kita sebenarnya, lihatlah cara kita mengemudi dan berbagi jalan. Di sana ego, empati, dan etika saling bertabrakan," tegas Rocky.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: