Jakarta dan Bekasi Jadi Tempat Dimulainya Uji Coba Program Sekolah Rakyat

BeritaNasional.com - Kementerian Sosial (Kemensos) telah memulai uji coba program Sekolah Rakyat di dua lokasi perintis, yaitu Sentra Handayani Jakarta dan Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi hari ini, Rabu (9/7/2025).
Simulasi ini digelar sebagai persiapan sebelum para siswa memulai kegiatan belajar mengajar secara resmi pada 14 Juli 2025 mendatang.
Kegiatan simulasi yang berlangsung selama dua hari mulai Rabu hingga Kamis (9-10 Juli 2025) ini melibatkan para siswa yang akan menjalani uji coba pembelajaran dan menginap di asrama yang telah disediakan.
"Jadi hari ini kita melakukan simulasi untuk penyelenggaraan Sekolah Rakyat rintisan selama 24 jam penuh," terang Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf di Sentra Handayani Jakarta, Cipayung, Jakarta Timur.
Proses simulasi hari ini diawali dengan registrasi siswa dan pembagian kamar asrama. Selama simulasi, para siswa akan mendapatkan beragam fasilitas, mulai dari cek kesehatan gratis, talent mapping, uji coba pembelajaran akademik dengan perkenalan Learning Management System (LMS), hingga pengenalan tata tertib.
Tak hanya itu, mereka juga dibekali tas sekolah yang berisi seragam, sepatu, perlengkapan ibadah, alat tulis, dan peralatan kebersihan diri.
Dalam kesempatan ini, pria yang akrab disapa Gus Ipul ini juga menyoroti pemanfaatan teknologi untuk mendukung pengembangan siswa di Sekolah Rakyat.
"Lalu kemudian nanti juga ada tes Talent DNA yang disiapkan oleh Pak Ary Ginanjar. Tes ini adalah semacam aplikasi untuk mengetahui kemampuan siswa dengan AI yang sudah dilatih. Jadi ini khusus dan beliau memberikan secara gratis untuk Sekolah Rakyat," jelasnya.
"Yang jelas dengan perangkat ini kita bisa lebih cepat mengetahui minat dan bakat siswa. Dengan begitu nanti guru akan lebih mudah untuk mengarahkan siswa-siswa di Sekolah Rakyat," tuturnya.
Sebelum meninjau langsung fasilitas, Gus Ipul berdialog dengan para orang tua siswa yang mengantar anak-anak mereka ke Sekolah Rakyat.
Salah satunya adalah Aan Kadarwati (47), yang mengungkapkan kebahagiaan dan rasa harunya karena putri bungsunya, Novita Ardila Putri, dapat menempuh pendidikan jenjang SMP di Sekolah Rakyat Sentra Handayani.
Ia merasa program ini sangat membantu kondisi ekonomi keluarganya yang kurang mampu.
"Emang anak saya sebenarnya pengen mondok (masuk pondok pesantren). Kata saya, kalau buat mondok saya enggak sanggup. Makanya pas ditawari ketua PKH (untuk masuk Sekolah Rakyat), Alhamdulillah, pak. Saya senang banget," ucap Aan dengan tangis haru.
Aan berharap, putrinya dapat mencapai cita-cita sebagai Polwan setelah menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat. "Saya pengen banget anak saya biar jangan bodoh kayak saya, pak. Karena saya enggak sekolah," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Gus Ipul meminta para orang tua untuk sepenuhnya memercayakan anak-anak mereka di Sekolah Rakyat.
Ia menegaskan bahwa segala keperluan dan kebutuhan siswa, seperti tempat tinggal dan makanan, akan disediakan oleh pemerintah.
Usai berdialog, Gus Ipul meninjau proses cek kesehatan gratis bagi para siswa, meliputi pemeriksaan gigi, pengukuran tinggi badan dan tekanan darah, serta pemeriksaan mata dan telinga.
"Kalau ada (siswa) yang terdeteksi memiliki penyakit menular, nanti pada dasarnya ditindaklanjuti terlebih dahulu," ujar Gus Ipul memastikan penanganan kesehatan yang optimal.
Ia kemudian mengecek kamar asrama yang akan ditinggali siswa, di mana setiap kamar akan dihuni empat siswa/siswi. Fasilitas kamar meliputi kipas angin, meja belajar, lemari, dan tempat tidur tingkat lengkap dengan bantal dan seprainya. Gedung asrama putra dan putri terpisah dan masing-masing terdiri dari tiga lantai. Di antara kedua gedung asrama, terdapat lapangan basket dan bangunan ruang kelas.
Saat meninjau ruang kelas, Gus Ipul melihat langsung para murid yang sedang belajar Bahasa Indonesia menggunakan modul LMS berbasis teknologi, dengan masing-masing siswa dilengkapi laptop. Setelah dari Sentra Handayani Jakarta, Gus Ipul melanjutkan peninjauannya ke STPL Bekasi.
Sebagai informasi, Sentra Handayani Jakarta akan menampung total 75 siswa jenjang SMP, terdiri dari 35 laki-laki dan 40 perempuan, yang terbagi dalam tiga rombongan belajar (rombel) dengan masing-masing 25 siswa.
Sementara itu, di STPL Bekasi, terdapat 180 siswa Sekolah Rakyat jenjang SMA yang terbagi dalam sembilan rombel. Seluruh siswa akan mengikuti kegiatan simulasi dan matrikulasi sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
Program Sekolah Rakyat merupakan gagasan Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, mengacu pada Desil 1 dan 2 DTSEN.
Program ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Sekolah berkonsep asrama ini bersifat gratis, mencakup jenjang SD, SMP, hingga SMA.
Seluruh siswa akan mengikuti pelajaran formal di siang hari, dan mendapatkan penguatan pendidikan karakter pada malam hari, meliputi nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup.
Program Sekolah Rakyat Tahun Ajaran 2025/2026 akan dimulai bulan ini di 100 titik lokasi rintisan di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 63 titik akan memulai matrikulasi pada 14 Juli 2025 dan 37 titik lainnya akan dimulai akhir Juli 2025.
Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 126/HUK/2025, terdapat tiga lokasi rintisan Sekolah Rakyat di Jakarta, yaitu Sentra Handayani, Sentra Mulya Jaya, serta Pusdiklatbangprof Kemensos Margaguna.
Kemudian, ada 13 lokasi Sekolah Rakyat rintisan di Jawa Barat, di antaranya STPL Bekasi, Sentra Phalamarta Sukabumi, Sentra Abiyoso Cimahi, PSBR UPT Dinas Sosial Cibabat, Sentra Wyataguna Bandung 1 (Padjajaran Bandung), Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Sentra Galih Pakuan Bogor, Sentra Terpadu Inten Soeweno Cibinong, SMP Negeri 18 Kota Cirebon, Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung Lembang, Sentra Wyataguna Bandung 2 (Cisarua Lembang), UPTD Balai Latihan Kerja Jl. Rancamulya Desa Ranca Mulya, Sumedang, serta Gedung KONI Dan Wisma Atlet Komplek Stadion Si Jalak Harupat/Kompleks SOR Jalak Harupat.
Tambahan 100 titik lainnya masih dalam proses pematangan dan akan memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK) milik Kemenaker. Dengan total 200 titik Sekolah Rakyat ini, lebih dari 20 ribu siswa dari keluarga miskin akan mendapatkan akses pendidikan gratis berasrama, dan orang tua mereka akan mendapatkan program pemberdayaan.
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
HUKUM | 19 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu