6 Faktor yang Meningkatkan Risiko Terkena Serangan Jantung

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 09 Oktober 2025 | 02:30 WIB
Risiko terkena serangan jantung (Foto/Freepik)
Risiko terkena serangan jantung (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Hingga kini sakit jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Sejatnya penyakit jantung yang merupakan akibat dari kerusakan kecil namun kumulatif ini disebabkan berbagai kebiasaan sehari-hari.

Dikutip dari Hindustan Times, Direktur dan Kepala Unit Kardiologi Paras Health dr. Amit Bhushan Sharma mengatakan ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung, apa aja?

1. Merokok dan asap rokok

British Heart Foundation mengemukakan perokok hampir dua kali lipat berpotensi mengalami serangan jantung dibandingkan bukan perokok. Tembakau merusak lapisan arteri, mendorong penumpukan plak dan mengurangi oksigen dalam darah. Asap rokok pasif pun bisa menimbulkan risiko kardiovaskular yang serius.

2. Pola makan buruk, terlalu banyak garam

Pola makan yang banyak mengandung lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol memicu aterosklerosis. Sementara banyak garam meningkatkan tekanan darah, membebani jantung dan pembuluh darah.

3. Stres kronis atau tekanan emosional

Stres yang tidak terkelola membanjiri tubuh dengan hormon kortisol yang meningkatkan tekanan darah dan memicu peradangan dan jika terus-menerus akan meningkatkan risiko serangan jantung.

4. Diabetes tidak terkontrol

Kondisi ini mempercepat kerusakan pembuluh darah dengan meningkatnya gula darah menyebabkan penumpukan plak sehingga pada penderita diabetes tipe 2 bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular.

5. Obesitas

Lemak berlebih terutama di perut berkontribusi pada peningkatan kolesterol jahat dan trigliserida serta menurunkan kolesterol baik dan pada akhirnya berpotensi menyebabkan penyakit jantung.

6. Tekanan darah tinggi terus-menerus

Hipertensi jarang menunjukkan gejala kerusakan, kondisi ini bahkan disebut sebagai pembunuh diam-diam. Pemeriksaan dan pengobatan penting untuk kurangi risiko stroke dan serangan jantung.

Sumber: Antarasinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: