Renovasi Pasar Baru Tak Gunakan APBD, Pramono: Dananya Sudah Ada

Oleh: Lydia Fransisca
Sabtu, 12 Juli 2025 | 16:39 WIB
Suasana di kawasan Pasar Baru, Jakarta, Rabu (11/6/2025). (Beritanasional Com/Oke Atmaja)
Suasana di kawasan Pasar Baru, Jakarta, Rabu (11/6/2025). (Beritanasional Com/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan bahwa renovasi kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Ia menegaskan, pembiayaan proyek tersebut telah disiapkan tanpa membebani anggaran pemerintah daerah.

“Termasuk karena Bang Doel udah ngomong berkali-kali untuk renovasi Pasar Baru. Bang Doel jangan khawatir, sebagai gubernur saya udah cariin dana untuk segera dibangun di Pasar Baru,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, dikutip Sabtu (12/7/2025).

Pramono menyampaikan bahwa revitalisasi kawasan legendaris seperti Pasar Baru menjadi prioritas, dan ia telah berkoordinasi dengan jajaran terkait mengenai sumber pendanaannya.

“Tidak kita bangun melalui APBD. Dananya sudah ada. Tadi sudah bicara sama Bu Eli, yang penting Bu Eli udah setuju, wah sudahlah jalan,” ujarnya, merujuk pada Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda DKI Jakarta, Suharini Eliawati.

Lebih lanjut, Pramono menegaskan bahwa pembangunan Jakarta tidak selalu harus bergantung pada APBD.

Ia menyebutkan beberapa skema pendanaan alternatif, seperti kompensasi koefisien lantai bangunan (KLB) dan Surat Persetujuan Prinsip Pemanfaatan Lahan (SP3L).

“Saya mungkin dengan Bang Doel ini termasuk yang wakil gubernur yang membangun di awal-awal Jakarta ini, tanpa menggunakan APBD sepenuhnya. Lebih banyak adalah apa yang disebut dengan KLB, SP3L, dan macam-macam,” jelas Pramono.

Dalam kesempatan tersebut, Pramono juga mengapresiasi kontribusi dari berbagai pihak seperti perusahaan, BUMN/BUMD, yayasan, hingga komunitas yang telah berpartisipasi dalam membangun Jakarta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

“Kontribusi yang seperti inilah yang akan memberikan warna sebagai kota yang mungkin membedakan dengan kota-kota global dunia. Karena kota-kota global dunia enggak banyak yang ada CSR-nya,” tandasnya.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: