Perang Dagang Memanas, Trump Ancam Pukul China dengan Tarif 100 Persen

BeritaNasional.com - Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memuncak setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif tambahan 100 persen pada impor dari China mulai bulan depan.
Ancaman keras ini disampaikan Trump melalui media sosialnya. Dia juga menyatakan AS akan memberlakukan kontrol ekspor untuk perangkat lunak penting.
Dilansir dari BBC News pada Sabtu (11/10/2025), Trump berencana menerapkan tarif tambahan tersebut untuk membalas langkah Beijing yang memperketat aturan ekspor tanah jarang dan material penting untuk teknologi dari AS.
Komentar Trump ini memicu spekulasi mengenai nasib pertemuan puncak yang dijadwalkan. Ia sempat mengancam akan membatalkan pertemuannya dengan Presiden China, Xi Jinping. Namun, ia kemudian mengoreksi pernyataannya.
"Saya akan tetap di sana. Kami akan berlakukannya (tarif 100 persen)," ucap Trump.
Ancaman ini segera mengguncang pasar keuangan global. S&P 500 ditutup turun 2,7%, menandai penurunan terajam sejak April, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap eskalasi perang dagang.
Dominasi China dan Dampak ke Perusahaan AS
China mendominasi produksi tanah jarang dan berbagai material utama lainnya, yang merupakan komponen vital dalam pembuatan mobil, smartphone, dan banyak barang berteknologi tinggi.
Langkah Beijing memperketat kontrol ekspor tanah jarang mengingatkan pada awal tahun ini, ketika kenaikan tarif AS memaksa produsen mobil seperti Ford untuk menghentikan produksi sementara karena kekurangan pasokan material.
Selain tanah jarang, China juga melancarkan langkah balasan dengan membuka penyelidikan monopoli terhadap perusahaan teknologi AS, Qualcomm, yang berpotensi menghambat akuisisi pembuat chip lainnya. Walaupun berkantor pusat di AS, sebagian besar bisnis Qualcomm terkonsentrasi di China.
Beijing juga mengumumkan rencana untuk mengenakan biaya pelabuhan baru terhadap kapal-kapal yang berafiliasi dengan AS, termasuk yang dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan Amerika.
"Beberapa hal yang sangat aneh sedang terjadi di Tiongkok! Mereka menjadi sangat bermusuhan," tulis Trump dalam unggahan media sosial pada hari Jumat.
Langkah terbaru ini terjadi setelah hubungan dagang AS dan China berada dalam kondisi yang sangat rapuh sejak Mei lalu. Saat itu, kedua belah pihak sepakat menghapus tarif tiga digit yang nyaris melumpuhkan perdagangan bilateral.
Meskipun demikian, tarif AS terhadap barang-barang China telah dikenakan tambahan 30% dari awal tahun, dan barang-barang AS yang masuk ke China dikenakan tarif baru sebesar 10%.
Kedua negara telah terlibat dalam serangkaian pembicaraan mengenai berbagai isu, termasuk aplikasi TikTok, pembelian produk pertanian, perdagangan tanah jarang, dan teknologi canggih seperti semikonduktor.
EKBIS | 18 jam yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 11 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 6 jam yang lalu