Nama Elon Musk Bayangi Sidang Gugatan Autopilot Tesla

BeritaNasional.com - Sidang gugatan perdata pertama terhadap Tesla terkait kecelakaan fatal yang melibatkan fitur Autopilot resmi dimulai di Pengadilan Distrik Amerika Serikat, Miami, Senin (14/7/2025) waktu setempat.
Meskipun CEO Tesla Elon Musk tidak hadir, namanya tetap mendominasi proses pemilihan juri, dengan sejumlah calon juri mengaku kesulitan bersikap netral karena keterkaitannya dengan Musk.
Kasus ini berawal dari kecelakaan yang terjadi pada 2019, saat sebuah Tesla Model S yang menggunakan mode Autopilot menabrak dua pejalan kaki, menewaskan Naibel Benavides dan menyebabkan luka serius pada pacarnya, Dillon Angulo. Gugatan diajukan oleh keluarga korban kepada Tesla, sementara pengemudi mobil, George McGee, dilaporkan telah menyelesaikan perkara secara terpisah.
Selama proses seleksi juri sebagaimana dikutip dari NBC News, Selasa (15/7/2025), beberapa calon juri mengungkapkan keberatan mereka terhadap Musk maupun Tesla. Seorang calon juri menyatakan, “Segala sesuatu yang melibatkan Elon Musk sangat sulit bagi saya.” Sementara yang lain menyebut tidak bisa objektif karena "etika, kepemilikan perusahaan, dan apa yang saya lihat di berita tentang hubungannya dengan pemerintah."
Pengacara Tesla menegaskan bahwa kasus ini bukan tentang Elon Musk secara pribadi, namun mengakui keterkaitannya dengan citra perusahaan.
“Sulit mendengar nama Elon Musk tanpa memiliki pandangan, entah positif atau negatif,” ujarnya.
Akhirnya, enam perempuan dan tiga laki-laki terpilih sebagai juri dalam kasus ini.
Dalam pernyataan pembuka, kuasa hukum penggugat menuduh Tesla lalai dalam menangani peringatan terkait sistem Autopilot sebelum dan sesudah kecelakaan. “Ini soal tanggung jawab bersama. Tesla tidak mau mengakui kegagalan sistem mereka. Mereka menciptakan panggung bagi kejadian yang seharusnya bisa dicegah,” kata pengacara tersebut.
Pihak penggugat juga akan menghadirkan bukti bahwa Elon Musk pernah menyebut Tesla memiliki sensor “superhuman” dan mengklaim mobil Tesla lebih aman dari pengemudi manusia.
Sementara itu, Tesla dalam pernyataannya kepada NBC News menepis tuduhan bahwa kecelakaan disebabkan oleh Autopilot. Menurut perusahaan, insiden terjadi karena kelalaian pengemudi yang terdistraksi saat mencari ponselnya yang terjatuh, sambil menekan pedal gas dan menonaktifkan sistem bantuan mengemudi.
“Bukti dengan jelas menunjukkan bahwa ini bukan kesalahan teknologi kami. Ini adalah kecelakaan akibat pengemudi yang tidak fokus,” tegas pihak Tesla.
Kasus ini menjadi salah satu dari lebih dari selusin gugatan yang dihadapi Tesla terkait kecelakaan fatal dan cedera yang melibatkan fitur Autopilot dan Full Self-Driving (FSD) mereka. Fitur Autopilot tersedia sebagai standar pada semua kendaraan Tesla, sedangkan FSD merupakan versi premium dengan kemampuan navigasi semi-otomatis di bawah pengawasan pengemudi.
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 14 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu