Remaja di AS Hadapi Krisis Kesehatan Mental Akut, Kecanduan Tatap Layar HP Jadi Pemicu Utama

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 17 Juli 2025 | 02:30 WIB
Ilustrasi remaja kecanduan menatap layar handphone. (Foto/Freepik)
Ilustrasi remaja kecanduan menatap layar handphone. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Remaja di Amerika Serikat (AS) tengah menghadapi krisis kesehatan mental yang makin parah. 

Data terbaru menunjukkan bahwa dua dari lima siswa sekolah menengah melaporkan perasaan sedih atau putus asa yang terus-menerus. 

Dilansir dari Xinhua News pada Rabu (16/7/2025), fenomena ini menyoroti dampak buruk penggunaan layar handphone (HP) yang adiktif terhadap kesejahteraan generasi muda.

Organisasi berita nirlaba The 74 yang berfokus pada pendidikan di AS pada Selasa lalu menerbitkan komentar yang menggarisbawahi skala krisis ini. 

Mengutip temuan baru dari Koalisi untuk Memberdayakan Masa Depan Kita, laporan tersebut mengungkapkan bahwa hampir 60 persen orang tua menganggap kesehatan mental anak-anak mereka "sangat atau agak buruk."

Artikel tersebut menekankan bahwa bukan hanya total waktu yang dihabiskan, tetapi kualitas keterlibatan layar handphone seperti penggunaan media sosial atau ponsel yang kompulsif justru lebih merugikan. 

Para ahli menyebut perilaku ini berkontribusi pada stres mental yang mengakar pada remaja di AS.

Krisis yang berkembang ini mendapatkan dukungan ilmiah kuat dari penelitian inovatif yang diterbitkan di Jurnal Asosiasi Medis Amerika pada 18 Juni lalu. 

Studi ini melacak hampir 4.300 anak Amerika selama empat tahun dan mengungkapkan temuan mengejutkan: remaja dengan pola kecanduan media sosial, ponsel, atau gim video menghadapi risiko perilaku bunuh diri dua kali lipat dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang memiliki tingkat kecanduan rendah.

Dr. Yunyu Xiao, asisten profesor ilmu kesehatan populasi di Weill Cornell Medicine dan penulis utama studi tersebut menegaskan Penggunaan yang bersifat adiktif sangatlah penting dan sebenarnya merupakan masalah yang mendasarinya, bukan hanya jumlah waktu yang dihabiskan.

Penelitian ini menemukan bahwa sekitar 31 persen peserta mengembangkan pola penggunaan media sosial yang makin adiktif, sedangkan 25 persen menunjukkan lintasan serupa dengan ponsel.

Temuan studi ini secara signifikan menantang anggapan umum tentang batasan waktu layar. 

Total waktu layar pada usia 10 tahun tidak menunjukkan hubungan dengan hasil terkait bunuh diri di kemudian hari. 

Namun, anak-anak yang menunjukkan pola penggunaan kompulsif ditandai dengan ketidakmampuan untuk berhenti, stres saat tidak menggunakan perangkat, atau menggunakan layar untuk menghindari masalah menunjukkan risiko yang jauh lebih tinggi.

Pola-pola adiktif ini sudah dimulai sejak dini. Sekitar separuh anak-anak melaporkan penggunaan ponsel yang sangat adiktif sejak awal penelitian dan terus meningkat hingga awal masa remaja. Untuk media sosial, sekitar 40 persen anak-anak menunjukkan pola penggunaan yang tinggi.

Penelitian ini juga mengungkapkan disparitas mencolok dalam hasil kesehatan mental. Penggunaan gim video yang sangat adiktif menunjukkan perbedaan relatif terbesar dalam gejala internalisasi, sedangkan peningkatan kecanduan media sosial berkorelasi dengan masalah perilaku eksternalisasi yang paling signifikan. 

Anak-anak dengan penggunaan media sosial adiktif yang mencapai puncaknya menghadapi risiko perilaku bunuh diri yang lebih tinggi, yaitu dua hingga tiga kali lipat.

Lebih lanjut, krisis ini meluas melampaui kasus-kasus individual. Menurut Survei Perilaku Risiko Remaja 2023 yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, satu dari lima siswa SMA di AS secara serius mempertimbangkan untuk mencoba bunuh diri.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: