ORASKI Tolak Intervensi Tarif Aplikasi, Usulkan Insentif Pajak dan Subsidi untuk Driver Online

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 21 Juli 2025 | 12:07 WIB
Pengemudi Ojek Online. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Pengemudi Ojek Online. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Ketua Umum Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI), Fahmi Maharaja, menyampaikan pernyataan sikap resmi terkait Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kementerian Perhubungan dan Komisi V DPR RI mengenai rencana pembuatan regulasi angkutan online. 

Melalui surat bernomor 0037.OASK-SB/VI/1/2025, ORASKI menegaskan dukungannya terhadap upaya peningkatan kesejahteraan driver, namun menolak usulan pembatasan potongan aplikasi maksimal 10 persen yang diinisiasi DPR.

“Secara prinsip, kami mendukung peningkatan kesejahteraan driver online. Namun, usulan pembatasan potongan aplikasi justru bisa berdampak negatif terhadap ekosistem transportasi online yang selama ini berjalan tanpa subsidi pemerintah, di tengah tantangan ekonomi global,” kata Fahmi dalam pernyataannya, Senin (21/7/2025).

Menurut ORASKI, penetapan potongan biaya aplikasi adalah urusan bisnis-ke-bisnis (B2B) antara perusahaan aplikasi dan mitra driver. Pemerintah, sebagai regulator, dinilai tidak perlu terlalu jauh mengintervensi hal tersebut. Jika potongan aplikasi ditekan, menurut ORASKI, dampaknya tidak serta-merta meningkatkan pendapatan driver, melainkan bisa menurunkan tarif penumpang dan mengganggu keseimbangan sistem yang telah terbentuk.

Sebagai solusi, ORASKI mengusulkan berbagai insentif dan dukungan dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan driver online. Beberapa usulan tersebut di antaranya Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) atas pembelian kendaraan operasional.

Lalu potongan pajak untuk pembelian suku cadang. Kemudian, subsidi untuk program edukasi dan pelatihan driver dan perlindungan usaha yang selama ini juga diberikan kepada taksi konvensional.

Fahmi menegaskan, bila pemerintah dan DPR tetap memaksakan intervensi terhadap regulasi tarif dan potongan aplikasi yang bukan menjadi ranah kewenangannya, maka terdapat risiko besar terhadap keberlangsungan ekosistem transportasi online secara keseluruhan.

“Selama ini, ORASKI memperjuangkan kesejahteraan driver melalui pendekatan langsung ke aplikator, termasuk mendorong program garansi pendapatan harian yang kini telah dinikmati ribuan driver. Oleh karena itu, kami menilai regulasi angkutan online sebaiknya difokuskan pada peningkatan kualitas layanan dan keselamatan pengguna, bukan sekadar status atau pembatasan tarif,” ujar Fahmi.

ORASKI menyatakan komitmennya untuk terus berada di jalur perjuangan yang rasional dan solutif. Menurut Fahmi, dialog yang sehat dan regulasi yang proporsional merupakan kunci untuk menjaga keberlanjutan sektor transportasi online.

“Kami tidak ingin terjebak dalam dinamika politik sesaat yang justru dapat merusak ekosistem yang telah dibangun bersama. Keterlibatan nyata dari para pelaku utama, yakni para mitra pengemudi, sangatlah penting,” tutupnya.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: