Fakta! 95% Limbah Mandi dan Cuci Warga Jakarta Masih Mengalir ke Sungai

BeritaNasional.com -  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengkaji beban pencemaran di lima sungai utama Ibu Kota, yakni Sungai Ciliwung, Cipinang, Sunter, Cideng, dan Grogol. 

Kajian ini dilakukan bersama tim Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia (LEMTEK UI).

Hasilnya, limbah rumah tangga dari kegiatan mandi, mencuci, dan memasak atau grey water masih mendominasi pencemaran. Rata-rata, 95% air limbah rumah tangga dibuang langsung tanpa diolah.

"Grey water yang belum terolah masih sangat tinggi, yaitu 95% di Ciliwung, 91% di Cipinang, 87% di Sunter, 62% di Cideng, dan 80% di Grogol," kata Peneliti LEMTEK UI, Mochamad Adhiraga Pratama dalam keterangan resminya, Senin (11/8/2025).

Ia menerangkan pencemaran makin parah karena limbah dari UMKM, pasar tradisional, rumah pemotongan hewan (RPH) yang memotong unggas, sampai peternakan yang belum punya sistem pengolahan air limbah.

"Ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan air limbah domestik kita masih belum menyentuh seluruh aspek," terangnya. 

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkap sumber pencemar terbesar, selain rumah tangga, datang dari usaha mikro, kecil, dan menengah yang wajib punya SPPL. Misalnya, bengkel, laundry, rumah makan, percetakan, hingga rumah potong hewan.

Menurut Asep, meskipun usaha kecil skalanya terbatas, dampak pencemarannya bisa besar kalau tidak punya pengolahan air limbah yang layak.

“Maka dari itu, DLH bersama lintas OPD hingga tingkat kecamatan terus memperkuat pengawasan dan pembinaan kepada pelaku usaha skala kecil, agar pengolahan air limbahnya sesuai ketentuan," jelasnya.

"Ini merupakan langkah konkret untuk mengatasi pencemaran dari sumbernya"

Kabar baiknya untuk limbah jenis black water atau air limbah dari toilet yang mengandung tinja, urine, dan bahan organik, tingkat pengolahannya sudah cukup baik, yakni 95 hingga 98%.