Begini Kisah Perjuangan Para Pelajar yang Dikukuhkan sebagai Paskibraka Nasional

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 16 Agustus 2025 | 20:12 WIB
Paskibraka di Istana Negara. (Foto/BPMI)
Paskibraka di Istana Negara. (Foto/BPMI)

BeritaNasional.com - Rasa bangga, haru, dan penuh semangat terpancar dari wajah para pelajar yang baru saja dikukuhkan menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional tahun 2025 di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (16/8/2025).

Para pelajar datang dari berbagai penjuru Nusantara, membawa cerita perjuangan masing-masing hingga  terpilih mengemban amanah mengibarkan sang Merah Putih di Istana Merdeka.

Paskibraka dari Papua Barat, Ritha Lovely Chantika Febiolla Ayomi tak kuasa menyembunyikan rasa bahagia sekaligus terharu saat dipercaya menjadi pemimpin upacara dalam pengukuhan hari ini. 

“Campur aduk. Ada bahagia dan terharu,” ucapnya. 

Perjalanan Ritha menjadi Paskibraka tingkat nasional dimulai sejak mengikuti paskibraka dari tingkat sekolah, kabupaten, provinsi, hingga akhirnya lolos ke tingkat nasional. Baginya, semua tahap itu adalah anugerah. 

“Pertama itu saya ada ikut Paskibraka sekolah. Tahun 2025 saya ada ikut seleksi paskibraka kabupaten terus ke provinsi dan puji tuhan ke nasional. Dan nasional juga puji tuhan lolos,” tuturnya. 

Sementara dari Papua Selatan, kisah penuh keteguhan hati datang dari Abraham Sarau. Ia mengaku sangat bahagia dikukuhkan sebagai anggota Paskibraka meski perjalanan menuju titik ini penuh tantangan yang membuatnya hampir menyerah. 

“Kami sempat beberapa kali menyerah cuman karena semangat dari teman-teman saya yang saking membaranya membuat jiwa kami menjadi satu,” ungkapnya.

Di balik perjuangannya, Abraham mengatakan bahwa dirinya mendapat dukungan besar dari sekolah, guru, hingga orang tua. 

Abraham pun berharap upacara besok berjalan dengan lancar dan dirinya dapat menampilkan yang terbaik. 

Sementara itu, Paulus Gregorius Afrizal dari Nusa Tenggara Timur merasa bangga dapat mewakili daerahnya. Bagi Paulus, masa latihan adalah pengalaman yang berharga.

“Latihannya tiap hari kami cukup konsisten dan juga kami jaga kesehatan untuk berjalannya lancar upacara besok,” kata Paulus.

Dalam kesehariannya, Paulus menceritakan bahwa dirinya juga berdagang jagung bakar di akhir pekan untuk membantu ekonomi keluarga. Meski demikian, Paulus tetap membagi waktu untuk bersekolah dan berlatih karate.

“Saya juga mau membantu ekonomi keluarga saya dan saya tidak dipaksa oleh siapapun karena kemauan sendiri saya ingin membantu orang tua saya. Untuk memperingan beban orang tua saya. Dan saya juga bisa menyisihkan waktu untuk sekolah, latihan. Saya juga seorang atlet karate. Saya dapat menyisihkan waktu saya untuk berjualan, latihan dan juga bersekolah,” ceritanya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: