Dukung UMKM, Pemerintah Siapkan Harbolnas 2025 dengan Target Transaksi Rp 35 Triliun

Oleh: Tarmizi Hamdi
Selasa, 09 September 2025 | 04:00 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat berpidato. (Foto/Kemenko Perekonomian)
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat berpidato. (Foto/Kemenko Perekonomian)

BeritaNasional.com - Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekonomi nasional dengan meluncurkan program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025.

Program ini digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perdagangan, bekerja sama dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan mendukung produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.

Peluncuran Harbolnas ini didasarkan pada fundamental ekonomi Indonesia yang menunjukkan ketahanan kuat pada Triwulan II-2025. 

Indikator ekonomi utama, seperti PMI Manufaktur yang membaik, inflasi yang terkendali, dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang stabil, menjadi modal kuat. Sektor konsumsi rumah tangga juga menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan kontribusi 54,25% terhadap PDB nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pentingnya acara ini sebagai momentum untuk mendorong UMKM yang dianggap sebagai salah satu kelas menengah di Indonesia.

"Kegiatan ini menjadi penting, terutama dalam momentum untuk mendorong UMKM, karena UMKM ini adalah salah satu kelas menengah di Indonesia. Jadi ini perlu kita pertebal kegiatan-kegiatan yang mendorong kelas menengah, baik dari segi ekosistem, produsen, maupun pipeline, dalam hal ini pipeline-nya melalui e-commerce, maupun dengan konsumen. Jadi ini dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia,” kata Airlangga dalam acara Kick Off Road to Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 di Jakarta.

Harbolnas 2025, yang memasuki tahun ke-14, menargetkan nilai transaksi fantastis sebesar Rp 33 triliun hingga Rp 35 triliun meningkat 5-10% dari tahun sebelumnya. Kontribusi produk lokal diharapkan mencapai 50-55% dari total target transaksi. Capaian Harbolnas tahun 2024 menjadi bukti nyata kesuksesan program ini, dengan total transaksi mencapai Rp31,2 triliun, di mana 52% di antaranya berasal dari produk lokal.

Airlangga menambahkan, Indonesia terus mencatat pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, dengan proyeksi nilai transaksi kotor (Gross Merchandise Value atau GMV) mencapai sekitar USD 360 miliar pada 2030. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai pasar digital terbesar di Asia Tenggara.

“Dalam ASEAN-DEFA diharapkan masalah tarif tidak mengganggu perekonomian digital di ASEAN. Karena ini penting untuk memperkuat intra-ASEAN trade. Intra-ASEAN trade yang paling baik tentu people-to-people, consumer-to-consumer, termasuk payment system. Di mana dalam DEFA itu salah satu yang low hanging fruit adalah terkait dengan digital payment yang saat sekarang QRIS sudah didorong oleh Bank Indonesia, bahkan sudah beyond ASEAN, Jepang pun sudah menerima QRIS,” jelas Airlangga.

Dengan mengusung tagline “Nyatakan Cinta Nusantara”, Harbolnas 2025 menjadi aksi nyata untuk mendukung UMKM, membangkitkan rasa bangga menggunakan produk dalam negeri, dan memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional.

Puncak perayaan Harbolnas akan berlangsung pada 10-16 Desember 2025, dengan berbagai promo besar-besaran, showcase produk lokal unggulan, dan kampanye kreatif yang mengajak masyarakat untuk bangga pada karya anak bangsa.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: