Ini Perbedaan Simpati dan Empati

BeritaNasional.com - Pernah mendengar kata simpati atau empati? Mungkin sebagian besar masyarakat kita sering mendengar dua kata ini. Tapi tahukah kami dua kata ini memiliki makna berbeda? Berikut ulasan singkat keduanya.
Apa Itu Simpati?
Melansir laman Halodoc, simpati adalah perasaan iba atau kasihan terhadap seseorang yang sedang mengalami kesulitan atau kesedihan.
Simpati melibatkan pemahaman terhadap situasi orang lain, tetapi tidak selalu berarti merasakan emosi yang sama dengan mereka.
Ini adalah respons emosional ketika seseorang menyadari penderitaan orang lain dan ingin memberikan dukungan atau penghiburan.
Simpati lebih dari sekadar merasa kasihan. Simpati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan kepedihan orang lain. Ini adalah respons emosional ketika melihat seseorang mengalami kesulitan, kesedihan, atau penderitaan.
Simpati mendorong untuk memberikan dukungan, menawarkan bantuan, dan menunjukkan perhatian terhadap orang yang sedang mengalami masa sulit.
Apa Itu Empati?
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang orang lain rasakan. Ini melibatkan menempatkan diri pada posisi orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang mereka.
Empati memungkinkan untuk terhubung dengan orang lain pada tingkat emosional yang lebih dalam, yang mengarah pada hubungan yang lebih bermakna dan pengertian yang lebih besar.
Perbedaan Simpati dan Empati
Perbedaan utama antara simpati dan empati terletak pada tingkat keterlibatan emosional.
Simpati melibatkan perasaan kasihan atau iba, sedangkan empati melibatkan merasakan emosi yang sama dengan orang lain.
Simpati adalah respons kognitif, sedangkan empati adalah respons emosional yang lebih mendalam.
Contoh Perbedaan Simpati dan Empati
Seseorang yang mempraktikkan sikap simpati akan memberitahu jika dirinya turut bersedih atas hal yang menimpa orang lain. Namun, mereka akan tetap melakukan penilaian terhadap situasi yang dialaminya.
Kata-kata yang kerap mereka ucapkan seperti; “Setidaknya, kamu masih memiliki […]”. Bahkan, tak jarang kerap melakukan pembandingan atas masalah yang terjadi pada orang lain dengan kondisi diri mereka sendiri.
Sementara itu, seseorang dengan sikap empati tidak akan mengatakan hal seperti itu. Sebab, mereka akan merasakan kesedihan dan kekecewaan yang terjadi pada orang lain. Bahkan, mereka juga peduli terhadap keberlangsungan hidup orang tersebut pada masa depan.
Sikap empati dapat membuat seseorang memberitahu orang lain jika dirinya tidak sendirian. Tidak harus memberi solusi terhadap masalah yang mereka alami, mereka terkadang hanya perlu mengatakan kalimat ini:
“Aku turut bersedih atas apa yang terjadi. Namun, aku senang kamu bercerita tentang hal ini. Aku siap mendengarkan semua keluhanmu.”
Sederhananya, empati terkait dengan menjaga hubungan dengan orang lain alih-alih mencari respons yang tepat. Tidak perlu mencoba untuk memperbaiki masalah yang terjadi, cukup menjadi pendengar yang baik.
Manfaat Simpati dan Empati
Simpati dan empati memiliki banyak manfaat dalam kehidupan pribadi dan sosial. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
1. Meningkatkan hubungan interpersonal: Simpati dan empati membantu membangun hubungan yang lebih kuat dan bermakna dengan orang lain.
2. Mengurangi konflik: Dengan memahami perspektif orang lain, dapat mengurangi potensi konflik dan meningkatkan kerjasama.
3. Meningkatkan kesejahteraan emosional: Memberikan dan menerima simpati dan empati dapat meningkatkan perasaan terhubung dan didukung, yang berkontribusi pada kesejahteraan emosional secara keseluruhan.
4. Meningkatkan perilaku prososial: Simpati dan empati mendorong untuk bertindak dengan cara yang membantu orang lain dan masyarakat secara keseluruhan.
Cara Meningkatkan Simpati dan Empati
Empati dan simpati dapat dilatih dan ditingkatkan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dicoba:
Mendengarkan dengan aktif: Berikan perhatian penuh saat orang lain berbicara dan cobalah untuk memahami perspektif mereka.
Bertanya: Ajukan pertanyaan terbuka untuk menggali lebih dalam perasaan dan pengalaman orang lain.
Menempatkan diri pada posisi orang lain: Bayangkan bagaimana rasanya berada dalam situasi yang mereka alami.
Membaca fiksi: Membaca buku dan cerita dapat membantu mengembangkan empati dengan memungkinkan untuk merasakan pengalaman karakter yang berbeda.
Berlatih mindfulness: Meditasi dan latihan mindfulness dapat membantu meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan untuk merasakan emosi dengan lebih intens.
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 22 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu