Negara-negara Eropa Kecam Intersepsi Armada Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 03 Oktober 2025 | 14:03 WIB
Kapal terobos blokade Gaza. (Foto/Freedomflotilla)
Kapal terobos blokade Gaza. (Foto/Freedomflotilla)

BeritaNasional.com - Intersepsi atau penahanan oleh Angkatan Laut Israel (Angkatan Laut Israel) terhadap armada internasional yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza memicu gelombang kecaman keras dari berbagai negara di Eropa. 

Dilansir dari Xinhua News pada Jumat (3/10/2025), pemerintah-pemerintah di benua biru mendesak Israel untuk segera menjamin keselamatan warga negara mereka, termasuk sejumlah anggota parlemen, yang berada di dalam kapal.

Kementerian Luar Negeri Israel pada Kamis (3/10/2025) mengonfirmasi bahwa mereka telah menyelesaikan pengambilalihan Global Solidarity Flotilla (GSF) yang tengah menuju Gaza. 

Armada yang terdiri atas sekitar 50 kapal dan mengangkut lebih dari 500 sukarelawan dari 40 negara ini bertujuan menantang blokade laut Israel demi mengirimkan bantuan makanan dan medis ke Jalur Gaza.

Israel mengklaim semua kapal bantuan telah dihentikan di Laut Mediterania, kecuali satu kapal yang "tetap berada jauh" dari Gaza.

Yunani: 'Serangan Bajak Laut'

Reaksi paling keras datang dari Yunani, di mana para anggota parlemen mengutuk keras insiden tersebut. Mereka mendesak pemerintah untuk memastikan keselamatan warga negara Yunani, termasuk anggota parlemen yang menjabat, Peti Perka.

Partai-partai besar Yunani, termasuk PASOK, SYRIZA, dan KKE, menuntut penjelasan dari Israel.

Pavlos Christidis dari PASOK-KINAL menyebut penyitaan kapal di perairan internasional "menimbulkan pertanyaan serius tentang legalitas dan hak asasi manusia."

Nikos Karathanasopoulos dari KKE mengecam serangan itu sebagai "serangan bajak laut," menuduh Israel dan Uni Eropa gagal melindungi misi tersebut.

Juru bicara SYRIZA, Christos Giannoulis, menyebut intersepsi ini sebagai "bencana kemanusiaan."

Menteri Luar Negeri Yunani, George Gerapetritis, berjanji akan bekerja sama dengan negara lain untuk "melakukan segala daya upaya untuk menjamin keamanan penuh bagi warga negara tersebut."

Italia: Tindakan Israel 'Jauh Melampaui' Batas

Italia juga menyuarakan kecaman keras. Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, mengatakan kecaman itu disuarakan "dengan cara yang paling keras" mengingat adanya warga Italia yang ditahan.

Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, mengonfirmasi sekitar 40 warga Italia ditahan dan menyatakan tindakan Israel telah "jauh melampaui" batas pembelaan diri yang sah.

Insiden ini memicu demonstrasi besar di Italia. Ribuan orang berunjuk rasa di Roma, Milan, dan Napoli, menduduki stasiun kereta, bahkan serikat pekerja menyerukan pemogokan umum.

Portugal, Jerman, dan Negara Lain Turut Bereaksi

Di Portugal, tiga warga negara termasuk seorang anggota parlemen dipastikan ditahan. Pemimpin Blok Kiri, Marisa Matias, menyebut penahanan itu "ilegal." Presiden Portugal, Marcelo Rebelo de Sousa, menjanjikan "dukungan konsuler penuh" untuk menjamin hak dan kepulangan mereka.

Jerman, Prancis, dan Belanda (yang melaporkan enam warganya ditahan) juga menyatakan kekhawatiran dan mendesak Israel menjamin perlindungan konsuler serta pemulangan warganya secepatnya. Kantor Luar Negeri Inggris turut meminta Israel menyelesaikan masalah ini dengan aman.

Armada Bantuan: Klaim 'Kejahatan Perang'

Pihak GSF mengecam keras insiden tersebut di Telegram. Mereka menyatakan telah terjadi "agresi aktif" dari militer Israel. Kapal Florida diklaim "sengaja ditabrak di laut," sementara kapal lain diserang dengan meriam air.

Meskipun semua awak kapal dilaporkan tidak terluka, GSF mengecam, "serangan ilegal terhadap kapal kemanusiaan tak bersenjata ini merupakan kejahatan perang."

Konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung hampir dua tahun telah menewaskan lebih dari 65.000 jiwa di Gaza dan menyebabkan 2 juta orang terperosok dalam bencana kemanusiaan.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: