Gencatan Senjata di Gaza Segera Berlaku, Israel-Hamas Sepakati Penarikan Pasukan dan Pertukaran Tahanan

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 09 Oktober 2025 | 22:00 WIB
Ilustrasi Pasukan tentara Israel. (Foto/Pixabay)
Ilustrasi Pasukan tentara Israel. (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Israel dan Hamas sedang mempersiapkan pelaksanaan perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, dengan upacara penandatanganan resmi diperkirakan berlangsung pada Kamis (9/10/2025) malam waktu setempat di Sharm el-Sheikh, Mesir.

Kesepakatan ini tercapai setelah negosiasi intensif selama tiga hari yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, Turki, dan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Xinhua News pada Kamis, Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengonfirmasi bahwa gencatan senjata akan berlaku segera setelah mendapat persetujuan dari pemerintah Israel.

Tahap Pertama: Penarikan Pasukan dan Bantuan Kemanusiaan

Tahap pertama perjanjian ini mencakup beberapa langkah penting:

Penarikan Pasukan Israel dari Kota Gaza, wilayah utara, Rafah, dan Khan Younis.

Pembukaan Lima Penyeberangan untuk masuknya bantuan kemanusiaan, dengan badan-badan internasional mengawasi penyaluran bantuan.

Penghentian Operasi Drone di wilayah udara Jalur Gaza selama proses pembebasan tahanan.

Hamdan menambahkan bahwa perjanjian tersebut akan melibatkan pertukaran besar, yakni pembebasan "250 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.700 tahanan lainnya". Total pertukaran mencapai 1.950 tahanan.

Zaher Jabarin, Kepala Kantor Urusan Syuhada dan Tahanan Hamas, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menuntaskan tugasnya. "telah memenuhi kewajibannya dan akan mengumumkan nama-nama tersebut setelah prosedur selesai," katanya.

Pelaksanaan dan Tanggapan Israel

Seorang pejabat pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa Kabinet Keamanan akan memberikan suara untuk perjanjian tersebut pada pukul 17:00 waktu setempat (14.00 GMT) pada hari Kamis.

Radio milik pemerintah Israel, Kan Bet, melaporkan bahwa tentara Israel (IDF) akan mulai menarik pasukan secara bertahap dari beberapa bagian Gaza dalam waktu 24 jam setelah penandatanganan, meskipun mereka akan mempertahankan pasukan di sekitar setengah wilayah kantong tersebut sampai semua sandera Israel dibebaskan.

IDF juga mengonfirmasi telah "memulai persiapan operasional" untuk tahap pertama penarikan pasukan dari Gaza dan menegaskan bahwa "persiapan dan protokol tempur sedang dilakukan untuk segera beralih ke garis penempatan yang disesuaikan."

Seorang pejabat anonim Israel memperkirakan pembebasan sandera Israel akan dilakukan pada hari Minggu atau Senin. Sementara itu, Hamas telah mulai merelokasi sandera Israel ke lokasi aman sebagai persiapan untuk penyerahan kepada Komite Palang Merah Internasional dalam beberapa hari ke depan.

Dukungan dari AS

Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump mengumumkan melalui media sosial bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui "tahap pertama" dari rencana perdamaian 20 poin yang ia usulkan.

Laporan mengindikasikan Trump mungkin akan mengunjungi Israel pada hari Minggu untuk menindaklanjuti implementasi perjanjian tersebut.

Konflik terakhir Israel-Palestina meletus pada 7 Oktober 2023, yang dimulai dengan serangan besar Hamas ke Israel selatan.

Respons militer Israel sejak saat itu telah menyebabkan krisis kemanusiaan parah, dengan lebih dari 67.000 warga Palestina tewas dan hampir 170.000 lainnya terluka.

Konflik tersebut juga telah menghancurkan sekitar 80 persen infrastruktur Gaza, memaksa hampir 2 juta penduduk mengungsi.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: