BMKG Ungkap Alasan Cuaca Panas Terasa Menyengat di Indonesia

Oleh: Tarmizi Hamdi
Selasa, 14 Oktober 2025 | 21:11 WIB
Ilustrasi Cuaca Cerah Jakarta. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Ilustrasi Cuaca Cerah Jakarta. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab melonjaknya temperatur yang dirasakan lebih panas di sejumlah wilayah Indonesia belakangan ini. Fenomena tersebut disebabkan oleh pergeseran posisi matahari ke selatan wilayah tanah air.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyatakan bahwa suhu maksimum ideal untuk wilayah perkotaan berkisar antara 31 hingga 34 derajat Celcius. Dia menjelaskan bahwa posisi matahari saat ini menjadi faktor utama.

"Saat ini kenapa terlihat panas? Karena di sisi selatan matahari sekarang itu udah bergeser di selatan wilayah Indonesia," jelasnya yang dikutip dari Antaranews pada Senin (13/10/2025).

Pergeseran ini memiliki dampak ganda, yaitu minimnya pembentukan awan hujan di wilayah selatan.

"Ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan itu juga sudah jarang di wilayah selatan," tambahnya.

Minimnya tutupan awan inilah yang membuat sinar matahari terasa langsung menyengat. Hal ini yang menyebabkan temperatur terasa sangat panas di beberapa daerah, seperti yang terlihat pada data BMKG sebelumnya, di mana Serang, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya mencatatkan suhu antara 32 hingga 35 derajat Celcius.

Terkait potensi hujan, Guswanto memastikan Indonesia telah memasuki musim hujan sejak Agustus. Namun, karena wilayah yang luas, periode musim hujan tidak dialami secara serentak di seluruh daerah.

Menurut prakiraan BMKG, bulan November, hampir semua daerah di Indonesia sudah akan mengalami musim hujan.

"Nanti di Desember, Januari, Februari itu sudah serentak," jelasnya.

BMKG juga memprakirakan adanya potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah dalam sepekan ke depan, termasuk di wilayah Sumatera Utara dan Jawa bagian tengah. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi cuaca terbaru dari BMKG.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: